Thursday, March 24, 2011

Indahnya Memaafkan

 
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.  Aamiin"
QS Al Baqoroh: 286
Manusia diciptakan sebagai  ladang koreksi terhadap sikap keliru dan menyimpang yang dilakukan manusia lain.
Banyak peristiwa besar yang dibiarkan tanpa penyelesaian, berawal dari kejadian kecil yang sungguh mudah diselesaikan pada saat terjadi.
Memaafkan adalah bentuk paling indah dan paling tinggi dalam kasih sayang. Balasannya, anda akan memperoleh kedamaian dan kebahagiaan yang tak sempat terkatakan, atau terucap melalui kata-kata. 
Tugas utama yang sangat mulia bagi pemaaf bukanlah terletak pada nilai sesaat dari usaha memberi maaf melalui lisan, tetapi lebih pada hasil dari membentuk pemaaf-pemaaf  baru (lanjutan) yang siap memaafkan pihak lain dari contoh yang berhasil diteladani.
 Bertakwalah kalian kepada Allah, perbaikilah hubungan yang terputus di antara kalian, karena Allah selalu ingin mendamaikan di antara orang-orang muslim yang tengah berselisih. (HR Imam Al Hakim)
Meski sulit dalam praktik, sikap memaafkan tidak harus dijauhkan dari target atau objeknya. Sebab, rangkaian memaafkan bukan ditujukan sesaat setelah peristiwa aniaya dilakukan. Ia menuntut sinergi yang berkesinambungan saat peristiwa serupa atau yang mendekatinya kembali terulang. Letak ujian yang sesungguhnya tersemat disana, tepat pada saat gambaran kekeliruan yang pernah terjadi terulang dan menuntut adanya perlakuan serta sikap serupa, yaitu kembali memaafkan.
Kita seharusnya berterima kasih pada pelaku kesalahan.Sebab, dari mereka kita bisa mengetahui dan belajar menghindarkan diri dari kesalahan yang sama. Kita bisa tahu kalau tindakan itu bernilai salah jika ada contohnya. Betapa kita tidak akan tahu makna benar jika tidak pernah ada yang melakukan kesalahan.
Berlapang dada sangat dibutuhkan setelah kata maaf kita berikan. Sebab, jika lapang dada menjadi tanda bahwa kita siap menerima jika kesalahan serupa atau bahkan bernilai lebih kembali menimpa kita, baik dari pelaku kesalahan yang sama, atau pun pihak lain, kepada kita.
Berilah maaf!. Tidakkah kalian ingin jika Allah juga memaafkan kesalahan kalian kepada-Nya?
"Ya Allah.. jika Engkau tidak marah kepadaku, maka sungguh tidak ada yang lebih aku butuhkan selain itu. Namun maaf-Mu, aku rasakan lebih luas bagiku".  (HR Imam Ath Thabari)
Mengirim cahaya ke kegelapan hati manusia adalah satu tugas yang sungguh sangat mulia.
Pintu-pintu surga dibuka setiap hari Senin dan Kamis. Lalu orang-orang yang tidak berbuat syirik kepada Allah akan Dia ampuni dosa-dosa mereka. Kecuali bagi mereka yang masih menyimpan rasa dendam dan kebencian terhadap sesama (saudaranya). Lalu Allah katakan untuk mereka yang tengah berselisih: "Tangguhkanlah ampunan untuk kedua orang ini, hingga mereka berdamai". (HR. Muslim)
Kita harus segera menyatukan rasa sakit hati dan membakarnya, sebagai energi positif untuk menempuh perjalanan hidup ke depan.
Menganggap remeh kata maaf sama artinya dengan memandang rendah diri sendiri. Karena maaf sangat dibutuhkan oleh siapa saja, termasuk diri sendiri.
Kejujuran merupakan hak milik yang paling berharga. Kepuasan adalah harta benda paling bernilai. Kepercayaan menjadi sahabat yang paling baik.
Pengetahuan diperoleh dengan belaja, kepercayaan diperoleh melalui keraguan pada awalnya, keahlian digapai melalui pelatihan, dan cinta diraih dengan cinta.
Maafkanlah jika anda ingin dimaafkan
Bersikaplah waspada terhadap dampak buruk dari perbuatanmu. Sebab, setiap amalan pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal. Untuk itu berhati-hatilah dalam berbuat. (Imam Ali).
Benteng terkuat dalam sejarah anak Adam adalah maaf.  Perlindungan terbaik dalam hidup adalah terletak pada kekuatan kata maaf. Kekuatan yang amat dahsyat tersemat bagi pemaaf. Dan, keajaiban sesungguhnya yang jauh dari ungkapan verbal adalah sanubari yang pandai memaafkan.
Apabila anda merasa ragu atas cinta seseorang, maka bertanyalah kepada sanubari anda sendiri tentang hal yang sama. (Ali bin Abi Thalib) 
Posisi sakit akan selalu berada di atas (menyelimuti) sifat dasarnya, yaitu sehat. Ia disebut sakit, karena sifatnya yang membelenggu kesehatan sebelumnya. Pada saat belenggu sakit itu terlepas atau dilepaskan, maka kembali posisi awalnya, yaitu sehat (tidak sakit lagi).
Ketika berhadapan dengan orang lain, ingatlah bahwa anda tidak berurusan dengan makhluk logika, tatapi dengan makhluk emosi.
Keraguan hanya bisa dihilangkan dengan tindakan.
Siapa saja bisa marah, dan marah itu mudah dilakukan. Tapi, marah kepada orang yang tepat, dengan derajat kemarahan yang tepat pula, pada saat yang tepat, untuk tujuan yang tepat, dengan cara-cara yang tepat, semua itu sungguh tidaklah mudah.
Siapa yang memanjatkan do'a kepada-Ku, Aku pasti akan mengabulkan untuknya. Siapa yang meminta kepada-Ku, Aku pasti akan memberinya, dan siapa yang memohon maaf kepada-Ku, niscaya Aku memberinya maaf. (HR Bukhori dan Muslim)
Semua orang pernah melakukan kesalahan, tapi hanya mereka yang bijak yang bisa belajar dari kesalahan itu.
Dalam praktik toleransi, satu musuh adalah guru yang terbaik. Dan guru yang teraik pasti akan memberikan pelajaran terbaik pula kepada murid-murid yang mau mengikuti arah kebenaran yang diajarkan.
Tragedi kehidupan terjadi ketika kita tua lebih awal dan terlambat menjadi orang bijaksana.
Kebenaran bukan untuk semua orang, tapi hanya untuk mereka yang mencarinya.
Jika anda ingin dihormati orang lain, maka hormatilah diri anda sendiri. Hanya dengan itu anda akan memaksa orang lain menghargai anda.
Hadapi masa lalu tanpa penyesalan. Hadapi hari ini dengan tegar dan percaya diri. Siapkan masa depan dengan rencana yang matang dan tanpa rasa khawatir. Dan, hindari berfikir menggunakan kalimat "kalau saja".
Keajaiban akan dialami oleh mereka yang mempercayainya 
(Terapi Maaf, Ibnu Ibrahim).
Hasil bedah buku TERAPI MAAF - IBNU IBRAHIM
Selamat memaafkan dan selamat menikmatinya

No comments: