Thursday, October 08, 2009

Kenangan itu

Tiba-tiba, malam ini aku terkenang kembali kejadian itu. Tak terdefinisikan isi hatiku. Perih, duka, marah, benci, sakit, kecewa.. semua berkumpul jadi satu dalam sebuah kata, "LUKA". Tak terdefinisikan isi hatiku, luluh lantak dimakan waktu. Hilang orang-orang yang ku cinta, karena sebuah perbuatan "dzolim" seorang perempuan. Astaghfirullah.. Ampunilah dosa-dosa kami Ya Allah...

Sesaat, wajah-wajah itu melintas di fikiranku. Wajah-wajah yang dzolim itu, wajah-wajah keluargaku yang hilang satu persatu dari dekap keseharianku. Terlintas dalam benak, mereka sedang bergelimang menikmati kebahagiaan yang dulu milikku. Astaghfirullah.. aku tak mau su'udzhon..bebaskan hati ini dari belenggu fikiran yang selalu melintas melibas iman Ya Allah.. hamba sungguh takut , namun bagaimana semuanya harus diikhlaskan..?

Semua bermuara pada sebuah kata. Dalam sekali maknanya. Ikhlas. Mengapa hati ini sulit mengikhlaskan? karena kita merasa memiliki. Akhirnya kembali ku sadari. Dalam dekap nurani, bilik hati berkata, memiliki tak pernah kekal. Bahkan kita tak pernah memiliki apa pun, karena semuanya adalah milik Allah.

Satu persatu kejadian datang silih berganti. Memberi hikmah dan ilmu, menghujani hidup dengan pengalaman. Untuk melangkah di hari depan. Menghadapi segala tantangan dan ujian.

Kuatkan hamba Ya Allah Yang Maha Kuat..
Laa haula wa laa quwwata illaa billaah..
Aamiin..

Friday, October 02, 2009

Saudaraku, Semoga Engkau Tidak Tidur Untuk Selamanya

Rabu, 30 September 2009 lalu, menjelang siang hari, seingatku antara pukul 11.00 - 12.00 wib, aku masih sempat mengobrol (chatt) dengan salah satu rekan dakwah di kampus Politeknik Negeri Sriwijaya yang saat ini bekerja di sebuah BUMN di Padang. Ia rekan seperjuangan kami di LDK Politeknik dan mantan ketua KAMMI Komisariat Politeknik Sriwijaya, Muhammad Iswahyudi, salah satu rekan sealumni dari jurusan Teknik Sipil 2001. Seingatku hari itu tidak seperti biasanya, Yudi, begitu kami biasa menyapa saudara kami ini, online di Face book. Dan kebetulan pula, hari itu juga untuk pertama kalinya saya chatting dengan beliau hanya untuk mengucapkan "selamat Hari Raya Idul Fithri". Dalam obrolan itu tak ada yang mengindikasikan akan terjadi sesuatu. Tapi memang tidak seperti biasanya saya berani mengajak rekan yang ikhwan chatting. Tak ada maksud lain, selain mengucapkan mohon maaf lahir dan bathin.

Sebelum dzhuhur, obrolan singkat itu kami hentikan. Tak ada kesan atau pertanda apa pun hingga akhirnya berita gempa itu tersiar di televisi. Saya pun baru teringat klo hari Rabu itu sempat chatting dengan Yudi hari Kamis kemarin, satu hari setelah kejadian. Tak bisa terbayangkan oleh saya ketika melihat keadaan Padang dan sekitarnya setelah menonton televisi, begitu miris dan Subhanallah.. jika Allah berkehendak, maka "kun", jadilah..

Semua rekan yang saya kenal saya hubungi, but Yudi tidak karena saya tidak punya nomor kontaknya. Di antara rekan yang saya hubungi, belum ada yang membalas sms-sms saya. Sempat khawatir dengan rekan-rekan yang belum membalas pesan-pesan saya. Semoga Allah melindung mereka semua. Amiin..

Back to Yudi, iseng-iseng semalam saya cek status terakhirnya, sempat bergidik melihat status terakhir beliau. Sebuah pesan singkat melalui kuis "Seperti Apakah Wajahmu Saat Tidur??". Wallahu a'lam bish showwab.. Saudaraku, Semoga Engkau Tidak Tidur untuk Selamanya. Hanya berusaha untuk berhusnudzhon. Semoga Allah melindunginya, memberikan yang terbaik baginya dan semua saudara-saudara kita disana. Aamiin..

Thursday, October 01, 2009

Membaca Ayat Ayat KebesaranMu




30 September 2009 - Dipenghujung bulan September, di awal syawal yang mulia, setelah ramadhan, ketika sayup-sayup lembayung senja hendak beranjak menuju malam, kembali Engkau peringatkan kami atas sebuah kuasa yang tak pernah bisa kami reka kapan dan dimana. Sebuah peristiwa yang mengajarkan kami tentang dalil-dalil Naqly, agar kami lebih mengenal-Mu, agar kami belajar merangkak, berjalan, bahkan berlari mendekati-Mu. Ya Robb.. ia menghentak tanah kami, menggoyang bumi tempat kami berpijak, bergetar hingga ke syaraf nadi dan uluh hati, hingga menjadi puing-puing tak berarti. Ya Robb.. Ya Robbi.. kami tak berkutik atas kuasa-Mu. Kami lemah tanpa kekuatan dariMu. Kami tak berdaya atas kehendak-Mu.

Robb.. Membaca ayat demi ayat yang Kau tuliskan melalui alam-Mu. Ketika seayat demi seayat kuasaMu menjelma Kau wujudkan di bumi-Mu, ketika Engkau menghendakinya terjadi hanya dengan "kun", maka ia terjadi. Makin menyadarkan kami, bahwa kami tanpaMu tak berarti. Robb.. Ketika mereka berlarian tak tentu arah sembari menyebut-nyebut asma-Mu. Tangis demi tangis itu.. takbir, tahmid, tahlil itu.. terdengar pilu. Duka menyelimuti kami. Duka mereka juga duka kami, maka ampunilah kami ya Allah..

Allahu Robbi.. terimalah taubat kami.. lindungilah kami, sabarkanlah kami, kuatkanlah kami, selamatkanlah kami, berikanlah kami pertolongan, Ampunilah kami hamba-hambaMu yang lalai ini, janganlah Engkau uji kami dengan ujian yang tak sanggup kami hadapi. Aamiin..

Robb.. kami tak pernah tahu kehendak-Mu, kami tak pernah tahu rencana-Mu, kami tak pernah tahu karena hanya Engkaulah Yang Maha Tahu. Maka berikanlah kami kekuatan agar mampu menghadapi segala ujian-Mu. Aamiin ya Robbal 'alamiin..

Jagalah Allah, niscaya DIA akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya DIA akan senantiasa bersamamu
(HR. Tirmidzi)

Allahumma inni a’udzu bika min jahdil balaa-i, wa darkisy-syaqoo-i, wa suu-il qodho-i, wa syamaa tatil a’daa-i.. Aamiin..

“Wahai Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesengsaraan, dan jurang kecelakaan, dan nasib yang malang, dan ejekan musuh. Aamiin..”

Untuk semua saudara-saudara kami di Padang, Riau, Medan, Jawa Barat, Filiphina, Thailand yang sedang terkena musibah.