Saturday, November 18, 2006

Dalam Keterpurukan Bangsaku

Berita pagi ini...
Bangsaku kembali terluka,
belum jua sembuh luka lama,
kini luka lain kembali menyeruak

berita pagi ini, pagi lalu, dan mungkin juga pagi-pagi yang akan datang,
isinya masih tetap sama
tentang luka-luka yang belum jua pulih,
tentang luka-luka yang kian bertambah dengan luka-luka lainnya

Para pemimpin bangsa,
mungkin sudah terlalu lelah,
atau bahkan mungkin sudah mati rasa,
dan mungkin juga malah putus asa

Ya... musibah berkepanjangan silih berganti datang
dari sabang sampai merauke, semua turut merasakan
tsunami, gempa, angin topan, kebakaran hutan, lumpur, banjir
dll, etc, dsb....

Begitu cintanya Allah pada bangsa ini
hingga teguran demi teguran datang tak henti
Namun ternyata para pemimpin-pemimpin bangsa masih belum menyadari
Ketika seorang penjahat perang
Ketika seorang terorist dunia
Ketika seorang penghisap darah umat Islam hendak datang
kemudian di sambut bak raja penuh kejayaan
MasyaAllah...
Ada apa ini...?!?

Dana habis dikeluarkan sampai milyaran
Kebun raya dengan keanekaragaman hayati siap dikorbankan
Apakah para pemimpin bangsa tidak menyadari...?
Atau mungkin sengaja membutakan mata, menulikan telinga, dan hati nurani...?

Lupakah para pemimpin bangsa akan janji-janji mereka?!?
Lupakah para pemimpin bangsa dengan sumpah ketika menuju singasana bangsa?!?
Seakan-akan tidak melihat lagi kondisi bangsa di negeri ini...
Luka bangsaku, luka ulama, luma umat Islam dunia...

Di sana-sini... rakyat berteriak
Ini masalah kemenangan,
Di saat Iman hanya jadi pajangan di lorong-lorong pameran
Ini masalah kemerdekaan,
Di saat keadilan hanya dijadikan tameng kekuasaan
Ini masalah kebebasan,
disaat satu nada bagai suara tak bergema
Ini masalah kebahagiaan,
Disaat kesejahteraan hanya tinggal janji-janji palsu belaka

Pemimpin-pemimpin yang dzolim,
lahir dari masyarakat yang dominan lalim
Pemimpin-pemimpin yang bakhil,
Lahir dari masyarakat yang dominan jahil
Pemimpin-pemimpin yang rusak,
Lahir dari masyarakat yang dominan rusak akhlak

Pemimpin-pemimpin yang bersih,
Lahir dari masyarakat yang bersih hati
Pemimpin-pemimpin yang adil,
Lahir dari masyarakat yang beriman kepada Allah
Pemimpin-pemimpin yang cinta,
Lahir dari masyarakat yang cinta kepada Robbnya

Pemimpin-pemimpin yang beriman,
Adalah pemimpin yang hanya takut kepada Robbnya
Adalah pemimpin-pemimpin yang hanya taat kepada Robbnya
Bukan menghamba pada manusia
Bukan pada sosok yang hina dina
Dengan tangan berlumuran darah

Lantas,
dimanakah pemimpin bangsa dan masyarakatnya berada?



Refleksi penyambutan sang penghisap darah umat Islam
Disaat menjadi saksi karamnya bahtera bangsaku
Pak Sby-Yk dkk, semoga kalian dan bangsa yang kalian pimpin diampuni Allah...
Umat ISLAM menanti pemimpin sejati







Wednesday, November 01, 2006

Kesempurnaan Nikmat Allah

Allah menciptakan matahari dengan sinarnya. Pagi datang dengan segudang berkah. Kita meraih kesehatan dengan tersenyum ketika bangun di pagi hari, seraya melafadzkan hamdallah dan berhusnudzon pada-Nya agar dalam menjalani hari, kita mendapatkan nikmat dan keberkahan atas setiap detik dan helaan nafas yang diberikan Allah.

Ketika di awal hari kita memulai hidup dengan dzikir dan sujud dipertigaan malam-Nya seraya bermunajat memohon rahmat dan kebaikan. Tiada yang disukai hamba-hamba Allah yang beriman selain introspeksi memperbaiki diri dan muhasabah merupakan spirit bagi orang-orang beriman. Dan tiada lain yang paling disukai Allah selain suara-suara hati hamba-Nya yang bangun dipertengahan malam memohon ampunan dan berdo’a pada-Nya.

Allah perintahkan kita untuk menunaikan sholat fardhu 5 waktu. Allah tentukan waktunya masing-masing dengan fadhilah-fadhilahnya (Keutamaan). Allah tetapkan peraturan yang rapi dan sempurna agar kita menjadi hamba-Nya yang disiplin dan teratur memanajemen diri. Sungguh tidak ada sesuatu peraturan yang Allah ciptakan dengan sia-sia dan tanpa perhitungan, dan sesungguhnya perhitungan Allah amatlah cepat.

Fajar menjelang, Allah memerintahkan kita menunaikan sholat shubuh dengan sebelumnya disunnahkan bagi kita menunaikan sholat tahajud. Shubuh adalah awalnya kehidupan, awal waktu dimulainya aktivitas dan rutinitas pada hari itu. Shubuh menyimpan banyak rahasia dan berkah. Shubuh waktu memohon keberkahan untuk menjalani hari itu dan Allah pun telah menjanjikan rizki bagi orang yang bangun meminta pada-Nya di pagi hari. Padanya Allah titipkan waktu Dhuha, agar kita memperoleh kemudahan dalam rizki dan shodaqoh di hari itu.

Ketika Ikhlas Ikhwah Bersinergi Dalam Dakwah II

Seorang ikhwah, sejatinya juga seorang manusia biasa. Hidup diantara hiruk pikuk manusia dengan berbagai macam sifat, karakter, dan tingkah polah. Ikhwah pun juga terdiri dari manusia dengan berbagai macam karakter pula. Umumnya, bagi ikhwah yang perjalanan proses tarbiyahnya baik, mereka tetap bisa menjalankan tugas mulianya sebagai seorang kholifah fil ard. Menjalankan amanah suci dienullah Islam yang mulia nan sempurna. Mengemban amanah sebagai pilar-pilar kebangkitan Islam dalam konsep menyampaikan apa yang telah diperintahkan dan dilarang Allah atau lebih dikenal dengan ”dakwah” dengan konsep tarbiyah rosulullah. Tujuannya adalah untuk menyelamatkan generasi muda muslim penerus risalah Rosul dari makar kaum kafirin yang hendak menjauhkan generasi muda Islam dari norma-norma Islam yang telah tercantum dalam Al Quran dan hadits, menjaga kesucian dan keaslian Al Qur’an, dan menjaga peninggalan sejarah peradaban Islam. Itulah tugas ikhwah, mengajak kepada yang ma’ruf dan mencegah yang munkar dengan prinsip fastakbikhul khoiroh, saling berlomba-lomba dalam kebaikan dengan beramal jama’i, karena sejatinya kemenangan hanya bisa diraih bila ikhwah bekerja bersama-sama.

Hingga Kemenangan Itu Dapat Teraih
”Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang yang menyeru Tuhan-nya dipagi dan senja hari dengan mengharap keridhoan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta mengikuti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas” (QS Al Kahfi 28)

Istiqomah, adalah satu kata kunci pergerakkan ikhwah di jalan dakwah. Istiqomah pulahlah yang akan menunjukkan kekuatan dan ketahanan seorang ikhwah dalam mengemban amanah dakwah di bumiNya, medan perang para mujahid hingga Islam berkumandang diseluruh penjuru bumi. Dengan istiqomah, kemudian terseleksilah orang-orang yang taqwa.

Istiqomah harus dipandang dari berbagai aspek. Sejatinya istiqomah bermakana kokoh dan tsabat dalam perjuangan, jiddiyah, bersungguh-sungguh memperjuangankan dienullah. Istiqomah hendaklah dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan disertai dengan penanaman akhlaq dan akidah yang benar pada seorang ikhwah. Hal ini tentunya harus mendapat pengawasan yang kontinyu oleh seorang pembimbing murobbi atau murobbiyah selain pengawasan utama yang berasal dari Allah tentunya.

Ketika rosulullah masih hidup, rosulullah saw mentarbiyahi para sahabatnya sekaligus menjadi murobbi bagi para sahabat dan pengikut-pengikut setianya. Rosulullah pun mengajarkan konsep istiqomah pada para sahabat dan pengikutnya. Rosulullah menanamkan prinsip istimroriyah dalam memberikan pemahaman nilai-nilai Islam kepada para sahabatnya dengan sabar dan istiqomah. Rosulullah pulalah yang menjadi energi, spirit, dan inspirasi bagi para sahabatnya dan orang-orang sholih hingga saat ini. Maka seorang ikhwah yang jiddiyah haruslah ittiba’ (mengikuti) pola hidup rosulullah dengan mengamalkan sunnah beliau dan meniru metode dakwah beliau

Seorang ikhwah hendaklah memiliki kepribadian yang tangguh agar ia mampu mengusung kemenangan, dan kepribadian tersebut juga harus dibarengi dengan keshalihan pribadi dan akhlaq mulia. Hal ini hanya dapat teraih bila sang pejuang istiqomah memegang teguh nilai-nilai agama, dan hendaklah ia istiqomah dalam hidayah, istiqomah dalam keimanan dan ketakwaan, istiqomah dalam keikhlasan, istiqomah dalam beribadah, istiqomah dalam jihad fi sabilillah, dan istiqomah dalam kesabaran. Istiqomah harus juga dibarengi dengan kedisiplinan serta tanggung jawab yang besar kepada Allah. Dengan hal ini, insyaAllah kita bisa meraih kemenangan tersebut. Seperti yang telah dijanjikan Allah Rosul dan umatnya dalam Al Qur’an surat Ash Shaffat : 171-173.

”Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi Rosul. (Yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan. Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang”

Pelayan Yang Setia
Jika seorang ikhwah mengemban sebuah amanah dakwah, ia akan berusaha memegang amanah tersebut sebaik mungkin, menjalankan tugas-tugasnya dan menjaga adab dalam jamaah. Ini tak terlepas dari kontrol tarbiyahnya. Bila ia tertarbiyah dengan baik, maka ia bisa mengemban amanah dengan baik diberbagai lini kehidupan. Layaknya sebuah gelas yang di isi air terus menerus, maka semakin banyak gelas tersebut diisi, maka air akan memenuhi gelas dan kemudian siap untuk membaginya kepada yang lain meskipun sejatinya dalam hakikat ilmu, hati dan otak manusia tidak akan pernah merasa terisi penuh dengan ilmu namun selalu merasa kurang, tetapi ia memahami bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain, maka meskipun gelas hati dan fikrinya belum terisi penuh, ia sudah siap membaginya dengan yang lain sembari tetap mengisi, memperbaiki dan menjaganya. Ia begitu memahami hakikat dirinya sebagai agen perubahan bagi kemaslahatan umat. Bukan agen suatu lembaga atau negara, namun agen Allah, sekumpulan manusia yang berusaha menjadi pasukan dan pelayan setia-Nya. Semakin baik pemahaman seorang ikhwah, maka semakin baik pula kerja dakwahnya.

Ia mampu mensinergikan cinta, kelembutan akhlaq, kekuatan ruhiyah, hati, jasad, dan fikri secara tawazun (seimbang) dalam menjalankan amanah dakwah yang berada di pundaknya baik sendiri maupun bersama-sama/berjamaah. Ia yakin Allah melihatnya, bersamanya setiap saat, dan melindunginya selama ia berada di jalan Allah. karena ia tau, Allah tidak hanya melihat bagaimana hasil kerjanya, namun juga menilai proses perjuangannya.

Allah adalah tujuannya, Al Qur’an kitabnya
Rosulullah saw qudwah hasanahnya
Jihad fi sabilillah adalah langkah hidupnya
Gugur dengan syahid adalah cita-citanya

Fastakbikhul khoirroh adalah prinsip hidupnya
Keikhlasan menjadi penopang jalannya
Amal menjadi tumpuannya
Pahala adalah imbalan yang dinantinya

3 syawal 1427 H
Robbku senantiasa bersamaku, Allahu Robbul’alamin
Robb, perkenankanlah hamba menjadi bagian orang-orang yang beruntung, berkumpul bersama-sama para nabi dan kaum yang sholih, senantiasa mengingat2Mu, Cinta kepadaMu dan terus istiqomah di jalanMu hingga akhir hayatku. Amiin...
Ketika sendiri di tinggal mudik ditemani teman sejati, Al Qur’an , in Baiti Jannati Rumahku Syurgaku ^_^
Arsip karya pribadi 28 Juli 2006, hanya milik Allah
Tulislah apa yang ada dalam fikiranmu, kamu akan meyibak tabir dan membuka cakrawala dunia ilmu
For my Brother, thank you banget ^_^