Wednesday, November 01, 2006

Ketika Ikhlas Ikhwah Bersinergi Dalam Dakwah II

Seorang ikhwah, sejatinya juga seorang manusia biasa. Hidup diantara hiruk pikuk manusia dengan berbagai macam sifat, karakter, dan tingkah polah. Ikhwah pun juga terdiri dari manusia dengan berbagai macam karakter pula. Umumnya, bagi ikhwah yang perjalanan proses tarbiyahnya baik, mereka tetap bisa menjalankan tugas mulianya sebagai seorang kholifah fil ard. Menjalankan amanah suci dienullah Islam yang mulia nan sempurna. Mengemban amanah sebagai pilar-pilar kebangkitan Islam dalam konsep menyampaikan apa yang telah diperintahkan dan dilarang Allah atau lebih dikenal dengan ”dakwah” dengan konsep tarbiyah rosulullah. Tujuannya adalah untuk menyelamatkan generasi muda muslim penerus risalah Rosul dari makar kaum kafirin yang hendak menjauhkan generasi muda Islam dari norma-norma Islam yang telah tercantum dalam Al Quran dan hadits, menjaga kesucian dan keaslian Al Qur’an, dan menjaga peninggalan sejarah peradaban Islam. Itulah tugas ikhwah, mengajak kepada yang ma’ruf dan mencegah yang munkar dengan prinsip fastakbikhul khoiroh, saling berlomba-lomba dalam kebaikan dengan beramal jama’i, karena sejatinya kemenangan hanya bisa diraih bila ikhwah bekerja bersama-sama.

Hingga Kemenangan Itu Dapat Teraih
”Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang yang menyeru Tuhan-nya dipagi dan senja hari dengan mengharap keridhoan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta mengikuti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas” (QS Al Kahfi 28)

Istiqomah, adalah satu kata kunci pergerakkan ikhwah di jalan dakwah. Istiqomah pulahlah yang akan menunjukkan kekuatan dan ketahanan seorang ikhwah dalam mengemban amanah dakwah di bumiNya, medan perang para mujahid hingga Islam berkumandang diseluruh penjuru bumi. Dengan istiqomah, kemudian terseleksilah orang-orang yang taqwa.

Istiqomah harus dipandang dari berbagai aspek. Sejatinya istiqomah bermakana kokoh dan tsabat dalam perjuangan, jiddiyah, bersungguh-sungguh memperjuangankan dienullah. Istiqomah hendaklah dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan disertai dengan penanaman akhlaq dan akidah yang benar pada seorang ikhwah. Hal ini tentunya harus mendapat pengawasan yang kontinyu oleh seorang pembimbing murobbi atau murobbiyah selain pengawasan utama yang berasal dari Allah tentunya.

Ketika rosulullah masih hidup, rosulullah saw mentarbiyahi para sahabatnya sekaligus menjadi murobbi bagi para sahabat dan pengikut-pengikut setianya. Rosulullah pun mengajarkan konsep istiqomah pada para sahabat dan pengikutnya. Rosulullah menanamkan prinsip istimroriyah dalam memberikan pemahaman nilai-nilai Islam kepada para sahabatnya dengan sabar dan istiqomah. Rosulullah pulalah yang menjadi energi, spirit, dan inspirasi bagi para sahabatnya dan orang-orang sholih hingga saat ini. Maka seorang ikhwah yang jiddiyah haruslah ittiba’ (mengikuti) pola hidup rosulullah dengan mengamalkan sunnah beliau dan meniru metode dakwah beliau

Seorang ikhwah hendaklah memiliki kepribadian yang tangguh agar ia mampu mengusung kemenangan, dan kepribadian tersebut juga harus dibarengi dengan keshalihan pribadi dan akhlaq mulia. Hal ini hanya dapat teraih bila sang pejuang istiqomah memegang teguh nilai-nilai agama, dan hendaklah ia istiqomah dalam hidayah, istiqomah dalam keimanan dan ketakwaan, istiqomah dalam keikhlasan, istiqomah dalam beribadah, istiqomah dalam jihad fi sabilillah, dan istiqomah dalam kesabaran. Istiqomah harus juga dibarengi dengan kedisiplinan serta tanggung jawab yang besar kepada Allah. Dengan hal ini, insyaAllah kita bisa meraih kemenangan tersebut. Seperti yang telah dijanjikan Allah Rosul dan umatnya dalam Al Qur’an surat Ash Shaffat : 171-173.

”Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi Rosul. (Yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan. Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang”

Pelayan Yang Setia
Jika seorang ikhwah mengemban sebuah amanah dakwah, ia akan berusaha memegang amanah tersebut sebaik mungkin, menjalankan tugas-tugasnya dan menjaga adab dalam jamaah. Ini tak terlepas dari kontrol tarbiyahnya. Bila ia tertarbiyah dengan baik, maka ia bisa mengemban amanah dengan baik diberbagai lini kehidupan. Layaknya sebuah gelas yang di isi air terus menerus, maka semakin banyak gelas tersebut diisi, maka air akan memenuhi gelas dan kemudian siap untuk membaginya kepada yang lain meskipun sejatinya dalam hakikat ilmu, hati dan otak manusia tidak akan pernah merasa terisi penuh dengan ilmu namun selalu merasa kurang, tetapi ia memahami bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain, maka meskipun gelas hati dan fikrinya belum terisi penuh, ia sudah siap membaginya dengan yang lain sembari tetap mengisi, memperbaiki dan menjaganya. Ia begitu memahami hakikat dirinya sebagai agen perubahan bagi kemaslahatan umat. Bukan agen suatu lembaga atau negara, namun agen Allah, sekumpulan manusia yang berusaha menjadi pasukan dan pelayan setia-Nya. Semakin baik pemahaman seorang ikhwah, maka semakin baik pula kerja dakwahnya.

Ia mampu mensinergikan cinta, kelembutan akhlaq, kekuatan ruhiyah, hati, jasad, dan fikri secara tawazun (seimbang) dalam menjalankan amanah dakwah yang berada di pundaknya baik sendiri maupun bersama-sama/berjamaah. Ia yakin Allah melihatnya, bersamanya setiap saat, dan melindunginya selama ia berada di jalan Allah. karena ia tau, Allah tidak hanya melihat bagaimana hasil kerjanya, namun juga menilai proses perjuangannya.

Allah adalah tujuannya, Al Qur’an kitabnya
Rosulullah saw qudwah hasanahnya
Jihad fi sabilillah adalah langkah hidupnya
Gugur dengan syahid adalah cita-citanya

Fastakbikhul khoirroh adalah prinsip hidupnya
Keikhlasan menjadi penopang jalannya
Amal menjadi tumpuannya
Pahala adalah imbalan yang dinantinya

3 syawal 1427 H
Robbku senantiasa bersamaku, Allahu Robbul’alamin
Robb, perkenankanlah hamba menjadi bagian orang-orang yang beruntung, berkumpul bersama-sama para nabi dan kaum yang sholih, senantiasa mengingat2Mu, Cinta kepadaMu dan terus istiqomah di jalanMu hingga akhir hayatku. Amiin...
Ketika sendiri di tinggal mudik ditemani teman sejati, Al Qur’an , in Baiti Jannati Rumahku Syurgaku ^_^
Arsip karya pribadi 28 Juli 2006, hanya milik Allah
Tulislah apa yang ada dalam fikiranmu, kamu akan meyibak tabir dan membuka cakrawala dunia ilmu
For my Brother, thank you banget ^_^

No comments: