Friday, June 27, 2008

Keluarga Mutammimul Ula : Anak-anak penghafal Al Qur’an

Tauladan ALEG FPKS

Sudah sedemikian sering kita mendengar hal negatif dari anggota DPR, mulai dari korupsi sampai adegan mesum. Wakil rakyat yang seharusnya menjadi contoh bagi rakyat, yang terjadi, jangankan menjadi teladan yang ada justru rakyat seringkali dibuat sakit hati dengan perbuatan para wakil rakyat.Namun sosok Mutammimul Ula seolah seperti oase dipadang pasir, anggota DPR dari Partai Keadilan Sejahtera sosoknya dapat dijadikan sebagai teladan dalam membangun keluarga kita. Mutammimul Ula mampu mengatur dan membina keluarganya dengan baik, kalau dikeluarganya berhasil tentu saja bisa menjadi tolak ukur komitmennya untuk membangun dan membela rakyat. Pertanyaannya sederhananya, jika keluarganya saja tidak terurus bagaimana mungkis bisa mengurus rakyat?

Mutammimul Ula di karunia 11 orang anak yang semuanya mengukir prestasi menjadi penghafal Al Qur’an di usia muda, mereka adalah :

1. Afzalurahman, 21 tahun, semester 6 Teknik Geofisika ITB, Hafal Quran usia 13 tahun, sekarang masuk Program PPDMS, Ketua Pembinaan Majelis Taklim Salman ITB, Peserta Pertamina Youth Progamme 2OO7 dari ITB

2. Faris Jihady Hanifa, 2O tahun, semester 4 Fakultas syariah LIPIA, hafal Quran usia 1O tahun Predikat mumtaz, Juara 1 lomba Tahfidz 3O Juz yang diselenggarakan Kerajaan Saudi Arabia, Juara 1 Lomba OlimPiade IPS tingkat SMA 2OO3

3. Maryam Qonitat, 18 tahun, semester 2 Fakultas Ushuluddin Univ Al Azhar Kairo, hafal quran usia 16 tahun. Lulusan Terbaik Husnul Khotimah 2OO6

4. Scientia Afifah, 17 tahun, kelas 3 SMU 28, hafal 1O Juz, pelajar teladan MTs Al Hikmah 2OO4

5. Ahmad Rosikh Ilmi, 15 tahun, kelas 1 MA husnul Khotimah, hafal 6 Juz, pelajar Teladan SDIT Al Hikmah 2OO2, Lulusan Terbaik MTs Al Kahfi 2OO6

6. Ismail Ghulam Halim, 13 tahun, kelas 2 MTs Al Kahfi, Hafal 8 Juz, Juara Olimpiade IpA tngkat SD se Jaksel 2OO3, 4 penghargaan dari Al Kahfi, Tahfidz Terbaik, Santri Favorit, Santri Teladan, dan Juara Umum
7. Yusuf Zaim Hakim, 12 tahun, kelas 1 MTs Al Kahfi, hafal 5 Juz, rangking 1 di kelasnya
8. Muh Saihul Basyir, 11 tahun, kelas 5 SDIT Al Hikmah, hafal 25 Juz
9. Hadi Sabila Rosyad, 9 tahun, kelas 4 SDIT Al Hikmah, hafal 2 Juz
10. Himmaty Muyasssarah, 7 tahun hafal 1juz
11. Hasna wafat usia 3 tahun, bulan Juli 2OO6

Tentu saja ini adalah prestasi yang perlu kita jadikan teladan, bahkan bagi para Da’I sekalipun keberhasilan Mutammimul Ula perlu dicontoh. Dengan berbagai macam kesibukan baik sebagai seorang wakil rakyat dan Da’I Mutammimul Ula mampu membagi waktunya dengan baik untuk mendampingi perkembangan anak-anaknya.Tentu saja kita ingin tahu hal apa saja yang sudah dilakukan oleh Mutammimul Ula.

Kebaikan itu tercermin kuat dari Visi Mutammimul Ula terhadap keluarganya, beliau berkata kepada istrinya ;“Bu, Kita harus berbeda dengan orang lain dalam kebaikan. Orang lain duduk kita sudah harus berjalan, orang lain berjalan kita sudah harus berlari, orang berlari kita sudah tidur, orang lain tidur kita sudah bangun. Jangan sedikitpun berhenti berbuat baik sampai soal niat. Kita tidak boleh lalai karena kita tidak tahu kapan Allah mencabut nyawa kita”!

Dari dialog tersebut kita bisa melihat kekuatan visi Mutammimul Ula, dari visi inilah kemudian beliau melakukan kebaikan-kebaikan :

Mengajarkan Al Quran sejak usia 4 tahun. Doktrin keluarga = Al Qurann adalah kunci kebahagiaan dunia dan akhirat Jangan terlalu mengandalkan sekolah. 2 / 3 keberhasilan Pendidikan itun ada di rumah Keberhasilan adalah hasil integrasi kedua orang tuanya. Lebih besarn tanggung jawab seorang ayah dibanding ibu Rasulullah memanggil ayah dari anak yang mencuri. ayah idaman dalam Aln Quran = lukman. Ibrahim mentarbiyah anak dan istrinya suami yang membangun visi dan istri yang mengisi kerangka itu.n* Imam Syafi I ditinggal wafat ayahnya ketika berusia 6 tahun. Namun isi kepala sang ayah sudah pindah ke sang ibu.* Al Banna dan sentuhan pendidikan sang ayah* Qordhowi berkata, dahulu saya tidak tahu mengapa ayah mengkondisikan saya hafal al quran usia 1O tahun Ihtimam atau perhatian yang tinggi terhadap anak dan pendidikannyan

1. Perhatian dari A sd Z, potong kuku, bersihkan telinga dll
2. File file khusus yang menyimpan catatan tentang anak, hasil ulangan dan lain lain
3. Kekayaan kami adalah anak dan buku. Setiap liburan, selalu mengajak anak anak ke toko buku.ada 4OOO buku di rumah

Visi yang ada di kepala kami adalah anak anak kami semuanya harus menjadi hafidz quran
1. Keliling Jawa dan Madura untuk melihat pesantren tahfidz terbaik. Pilihan jatuh di Kudus. Orang mencibir untuk apa menjadi hafidz Quran dan menitipkan anak di pesantren
2. Tujuh tahun pernikahan tanpa televisi
3. Setiap hari diperdengarkan murottal
4. Sang ibu mengajar sendiri dengan Qiroati

Tiga Fase interaksi dengan Anak menurut Imam Ali
7 tahun pertama = perlakukan ia seperti rajaè masa pembentukan tumbuh kembang otak menyerap informasi
7 tahun kedua = perlakukan ia seperti tawanan perang dalam kedisiplinan Masa penanaman sikap. Disiplin disiplin Disiplin
7 tahun ketiga dan seterusnya = perlakukan ia sebagai teman atau sahabat

Pakar mengatakan 7 sd 12 tahun adalah golden age. Usia emas. Saatn itulah fase pembentukan sikap, perilaku, dan penanaman nilai yang paling penting. Hafal Qurannya Al Banna 1O tahun, Qordhowi 1O tahun, Imam Syafi I 9n tahun, Imam Ahmad 7 tahun Rasul menyuruh sholat di usia 7 tahun, dan bila sampai 1O tahun belum sholat maka pukullah ia Menjelang tidur selalu diceritakan kisah kisah para nabi dan rasuln Jadwal dalam papan besar untuk belajar Al quran bagi 11 anak kamin Bakda maghrib dan Bakda subuh adalah waktu interaksi dengan Al Qur an.n“Nak ibu bangga sekali dengan kamu, meskipun sulit tapi kamu disiplin menyetorkan hafalan 2 ayat setiap hari”.
Anak pertama dan kedua sejak usia 5 dan 4 tahun terbiasa bangun sebelum subuh Di Komplek perumahan DpRRI si kecil sudah bisa menghafal siapa saja anggota dewan yang jarang sholat subuh berjamaah. Jangan lupakan membangun dakwah di keluarga besar. Saat kami all outn keluar rumah, keluarga besar kamilah, yang terlibat mengawasi anak anak Kami rutin berkunjung ke keluarga besar untuk menjalin hubungan baikn dengan mereka Kesulitan di masa pembentukan adalah faktor keistiqomahan. Harusn konsisten mengontrol Memagari anak anak dari pengaruhn negatif. Ada agreement dengan anak anak kapan saat menonton TV dan ada hukuman bila dilanggar Nak, hafalanmu banyak, TV itu bisa memakan bagian pikiranmun Syukur kami tiada henti padamu ya Robbi atas karunia anak anak kamin Keberhasilan itu bukan tercapainya tujuan tapin pada proses yaitu komitmen dan konsistensi kita menjalaninya. Kepada Allah kembali segala urusan.

Sedemikian banyak hal yang kita dapatkan dari keluarga Mutammimul Ula, mudah-mudahan bermanfaat bagi anda dan keluarga.

Baca juga artikel lainnya di : www.pks-jatiuwung. web.id




Subhanallah... Secarik inspirasi, berjuta hikmah.
Semoga kelak bisa menjadi bekal bagiku meraih cinta & ridho-Nya. Amiin..

Monday, June 23, 2008

Air Mata dari Mata Air Jiwa

"Ayuk.. jangan menangis.."

Ujar anak laki-laki yang saat itu belum genap enam tahun sembari memberiku sehelai tissue. Ku ambil tissue tersebut, kemudian ku seka air mata yang diam-diam tumpah. Ya... sajadah hijau itu sering sekali menjadi saksi air mata dari mata air jiwa hambaNya yang dhoif. Di saat sang air mata dari mata air jiwa itu jatuh perlahan, di saat hati tak mampu lagi menyimpan deru alirannya yang hendak menyeruak keluar, kali ini anak laki-laki, teman tarbiyahku, teman bermainku ini menjadi saksi dalam kepolosannya. Dan ketika pertanyaan demi pertanyaan pun mengalir dari bibir mungilnya, diri ini hanya bisa terdiam dalam senyum miris bercampur haru. Ya.. kala itu.

Adalah lumrah jika manusia menangis. Bahkan dengan menangis manusia dengan fithrahnya sebagai hamba menyadari kelemahan-kelemahannya dan mengakui keberadaan Allah sebagai Sumber Kekuatan tak tertanding. Menangislah bila ingin menangis, menagislah hingga puas, tumpahkanlah air mata itu hingga lega itu datang, hingga sesak itu hilang. Karena bukan hanya dengan kesedihan dan penderitaan saja manusia menagis, namun dengan kebahagiaan pun manusia menagis. Menangislah jika ingin menangis, dan tersenyumlah setelahnya.

"Maka apakah kamu mersa heran terhadap pemberitaan ini? Yang membuat kamu tertawa dan tidak membuat kamu menangis" (QS An Najm 59-60)

Sabda Rasulullah SAW,
"Kalau salah seorang diantara kamu sanggup menangis, jangan tahan tangisan itu. Kalau tidak mampu menangis, rasakan didalam hatimu seluruh penderitaan itu. Berusahalah untuk menangis. Karena hati yang keras, dijauhkan dari Allah SWT."
(Hadits dari Abu Dzar al Ghifari)

Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk membiasakan menangis, untuk mengisi saat-saat keberagamaan kita dengan tangisan.

"Ya Allah... begitu indah Engkau ciptakan air mata dari mata air jiwa..."

Wallahu a'lam bish showab

Monday, June 16, 2008

Kenangan Terindah

(Refleksi Jelang 25 tahun perjalanan)

12 Juni 2008
Malam ini, langit Ciangsana Nampak cerah. Ku lihat bulan nampak separuh, tengah
berbaris megah dengan sinarnya di pelataran angkasa raya bima sakti, ditemani taburan bintang yang enggan berpisah. Kerlap – kerlipnya semarakkan langit malam. Pemandangan yang indah.. Di sebelah bulan, ada satu bintang yang nampak lebih terang ketimbang yang lainnya, layaknya teman setia yang tak ingin bulan merana dalam rona senandung kesendiriannya. Sementara di sebelah timur nampak satu bintang yang cahayanya kelihatan lebih terang, jelas seperti titik nyala lampu. Sementara berbagai rasi bintang nampak samar-samar. Ya.. malam ini, setelah sekian lama tak begitu memperhatikan langit malam, setelah hampir seminggu ku nikmati bed restku di rumah, mulai ku rasakan kembali getar – getar rindu. Seperti kala itu.. ketika jiwa bersenyawa dalam kenangan – kenangan indah...

Masa Kanak – kanak hingga Remaja
Saat usia balita, masih kuhabiskan di Palembang, kota kelahiranku. Menikmati indahnya masa bersekolah di taman kanak-kanak dan SD tingkat pertama. Teringat dulu, ketika berangkat sekolah hampir setiap hari bersama seorang teman kecilku, Budi namanya. Budi, tinggal di belakang rumah kami. Sekolahku, SDN 48, jaraknya kurang lebih 2 Km dari rumah. Bersama Budi dan beberapa teman lainnya (aku lupa namanya), kami pergi dan pulang sekolah mengitari jalan setapak di perumahan warga. Sambil bermain, bernyanyi, bercanda, tertawa dan terkadang lomba lari. Siapa yang lebih dulu sampai, menjadi pemenang di hari itu. Indahnya masa kecilku...

Saat memasuki tahun ajaraan baru, di kelas 2, Papa bertugas di Pulau Belitung. Kami sekeluarga pun pindah ke Pulau Belitung. Dengan hati senang gembira, ku ceritakan pada guru dan teman-temanku perihal rencana kepindahan kami. Ya, tentu saja kepindahan itu membuatku senang – riang, karena liburan sebelumnya, Papa mengajakku beserta kedua Kakakku (Kak Jemy kala itu 11 tahun dan Yu’ Ren 8 tahun) berlibur ke Pulau Belitung ketika Papa bertugas disana. Masih terlukis dalam ingatanku, saat itu kami bertiga berlarian di pinggir Pantai Tanjung Kelayang, salah satu pantai terindah di Kepulauan Belitung. Ya.. itu pertama kalinya aku dan kedua kakakku berlibur ke pantai. Kenangan indah itu pun tersimpan dalam beberapa foto. Diantaranya foto kami bertiga sedang lomba lari di tepi pantai, Kak Jemy di urutan pertama, Yu’ Ren kedua, dan aku tentu saja paling akhir, serta sebuah foto kami bertiga di tepi pantai sedang bergaya merangak seperti kuda sembari diterpa deburan ombak yang menyapu bibir pantai. Aku, Papa, Kak Jemy dan Yu’ Ren pindah lebih dulu, sedangkan Mama yang saat itu sedang hamil adikku yang bungsu dan adik laki-lakiku Feby yang saat itu berusia 3 tahun, menyusul kemudian.

Dan akhirnya, kami sekeluarga menginjakkan kaki di Pulau ini. Sepuluh tahun ku habiskan masa kanak-kanak hingga remajaku di Pulau Belitung. Jiwaku merasa dekat dengan Pulau Belitung. Pulau damai nan indah, tempatku menikmati masa-masa tak terlupakan. Adikku yang bungsu pun lahir disini. Disini pula aku merasa hidupku lebih berarti, menjadi lengkap dengan segenap anugerah yang Allah berikan. Menikmati masa kecil yang bebas bermain, di antara deburan ombak, bersepeda di pantai, jalan setapak di hutan belakang rumah, ke hutan, ke danau, memancing, memanjat pohon, berlarian di tengah hujan, menatap bintang-bintang, langit malam, dll. Diapit sepasang adik kakak yang sangat serasi, Kak Jemi dan Yu’ Ren usianya terpaut 3 tahun, Feby dan Icha usianya terpaut 4 tahun. Ya, mereka sepasang sepasang. Dan jika kami berfoto berlima, aku sebagai anak tengah, seorang diri. Sampai sepupu kecilku Fajri ketika melihat foto kami berlima, pernah berkata, “Ya… Yu’ Fit sendiri ngga ada pasangannya” sambil tertawa-tawa mengejek ala anak kecil. Aku hanya tersenyum menanggapi perkataan Kakak dua adik ini sambil nyeletuk, “Pasangan Yu’ Fit kan Kakak Fajri, hehehe…” balasku kemudian sembari memeluk dan mencubiti pipi chubynya. Sempat ku tertegun mencoba mengartikan perkataan bocah yang saat itu belum genap 6 tahun itu. Ada-ada saja.

Disini pula aku merasa damai, di bawah mentari, di bawah hujan rintik, hujan deras, awan cerah dan awan gelap, guruh dan ombak. Diantara megahnya alam yang ku lihat dari sudut mata jiwaku. Dan disana pula kurasakan lembutnya kasihMu. Hidayah untuk megenal Islam lebih jauh. Entah berapa lama lagi aku masih diberi waktu untuk hidup, yang pasti hanya satu yang ku persiapkan, pertemuan terindah dengan Sang Kekasih, Robb-ku, di singasana abadi.

Wallahu a’lam..

Thursday, June 05, 2008

Cinta untuk Abil (2)



Qurrota 'Ayuun...
Anak-anak adalah penyejuk hati, pelipur lara, penghibur jiwa. Wajah polos dan pancaran cahaya mata yang jernih, menggambarkan sucinya jiwa mereka. Layaknya kertas putih tanpa noda. Menjelaskan betapa sempurnanya penciptaan manusia. Senyum yang memberikan kedamaian, tawa yang menyejukkan, tingkah polah yang menyenangkan, tangisan manja yang menggemaskan, aroma nan mewangi, membuat hati selalu rindu dengan kehadirannya.

Cinta, sebuah kata, berjuta makna. Anak-anak mengajarkan kita tentang cinta. Perwujudan kasih sayang tiada tara. Menjadi jalan dalam memaknai arti sebuah kehidupan. Menjadi sumber kekuatan bagi jiwa - jiwa yang lelah. Memberi semangat dan mewarnai dengan warna - warna cerah nan indah. Memberikan keceriaan bagi hati yang tertutup kabut kelabu.

Seorang ayah yang bertanggung jawab bekerja keras dengan jalan yang di ridhoi Allah untuk menafkahi keluarganya, anak-anaknya. Seorang ibu yang baik, menjaga, merawat dan mendidik anak-anaknya pun dengan jalan yang diridhoi Allah. Memperkenalkan Allah sebagai Tuhan dalam bahasa cintanya yang lembut. Maka didalamnya, menjadi sempurnalah kehidupan manusia sebagai hamba Allah.

Pantaslah bila Allah menyebutkan anak-anak sebagai Qurrota 'Ayuun (Penyejuk hati) di salah satu ayat dalam Al Qur'an. Sebagai bukti yang mengokohkan ajaran Allah dalam indahnya Islam. Jagalah, rawatlah, kasihilah, dan berilah mereka cinta tulus, karena setiap anak terlahir dalam fithrah Islam, suci tanpa noda. Maka, berilah Shibghoh (celupan) Allah dalam kehidupannya. Warnailah mereka dengan warna Ilahiyah.




Untuk Kakak tercinta & keluarga kecilnya
Barokallah... semoga Allah senantiasa memberkahi & melimpahkan RahmatNya
Abil... Ammah sayang Abil ^_^

Sunday, June 01, 2008

Cinta untuk Abil (Episode 1)



Abil dalam dekapanku

Dalam sendu ku rengkuh kebahagiaan.
Dalam pilu ku jalani banyak pilihan.
Dalam selaksa cinta yang kian menjadi.
Dalam temali yang tak terikatkan.
Dalam susah dan kepayahan.
Engkau Yang Maha Pemurah, tetap beriku kekuatan.
Melalui jalan cinta, jernihnya kasih, dalam ikatan darah kekekalan,
Benih-benih cinta, penerus darah keluargaku, pelipur laraku.
---
Fithri

Untuk setiap anugerah yang Allah karuniakan padaku. Untuk setiap titisan cinta dalam tulisan langit, tentang rahasia langit menyangkut benih-benih duniawi, keturunan-keturunan shalih, yang diharapkan kelak bisa menjadi pembela Dien suci ini. Qurrota 'Ayuun... Ku tuliskan sepotong syair yang sudah ku edit terlebih dahulu untuk ponakan pertamaku, dari kakak sulung tercinta, Jemy Oktavianto. Dan untuk generasi penerusnya yang pertama, Bilawal Fatihah (Jemy Junior). Segudang, selangit, selaut, sebumi, Ammah cinta dan sayang Abil, jadilah Abil yang sholihah. Amiin...


Cinta ini untuk Abil

Awalnya aku tak mengerti apa yang sedang kurasakan
Segalanya berubah dan rasa rindu itu pun ada
Sejak kau hadir di setiap malam dan di tidurku
Aku tahu sesuatu sedang terjadi padamu

Sudah sekian lama ku nanti hadirnya cinta
Dan mulai terbiasa hidup tanpa indahnya
Dan hadirmu membawa cinta sembuhkan lukaku
Kau berbeda dari yang ku kira

Aku jatuh cinta kepada dirinya
Sunguh sungguh cinta oh apa adanya
Tak pernah ku ragu namun tetap selalu menunggu
Sungguh aku jatuh cinta kepadanya

Coba-coba dengarkan apa yang ingin aku katakan
Yang selama ini sungguh telah lama terpendam
Aku tak percaya membuatku tak berdaya
Tuk ungkapkan apa yang kurasa



Untuk Mama & Papa
Alhamdulillah, segala puja & puji untuk Allah, akhirnya keluarga kita bertambah satu