Monday, June 23, 2008

Air Mata dari Mata Air Jiwa

"Ayuk.. jangan menangis.."

Ujar anak laki-laki yang saat itu belum genap enam tahun sembari memberiku sehelai tissue. Ku ambil tissue tersebut, kemudian ku seka air mata yang diam-diam tumpah. Ya... sajadah hijau itu sering sekali menjadi saksi air mata dari mata air jiwa hambaNya yang dhoif. Di saat sang air mata dari mata air jiwa itu jatuh perlahan, di saat hati tak mampu lagi menyimpan deru alirannya yang hendak menyeruak keluar, kali ini anak laki-laki, teman tarbiyahku, teman bermainku ini menjadi saksi dalam kepolosannya. Dan ketika pertanyaan demi pertanyaan pun mengalir dari bibir mungilnya, diri ini hanya bisa terdiam dalam senyum miris bercampur haru. Ya.. kala itu.

Adalah lumrah jika manusia menangis. Bahkan dengan menangis manusia dengan fithrahnya sebagai hamba menyadari kelemahan-kelemahannya dan mengakui keberadaan Allah sebagai Sumber Kekuatan tak tertanding. Menangislah bila ingin menangis, menagislah hingga puas, tumpahkanlah air mata itu hingga lega itu datang, hingga sesak itu hilang. Karena bukan hanya dengan kesedihan dan penderitaan saja manusia menagis, namun dengan kebahagiaan pun manusia menagis. Menangislah jika ingin menangis, dan tersenyumlah setelahnya.

"Maka apakah kamu mersa heran terhadap pemberitaan ini? Yang membuat kamu tertawa dan tidak membuat kamu menangis" (QS An Najm 59-60)

Sabda Rasulullah SAW,
"Kalau salah seorang diantara kamu sanggup menangis, jangan tahan tangisan itu. Kalau tidak mampu menangis, rasakan didalam hatimu seluruh penderitaan itu. Berusahalah untuk menangis. Karena hati yang keras, dijauhkan dari Allah SWT."
(Hadits dari Abu Dzar al Ghifari)

Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk membiasakan menangis, untuk mengisi saat-saat keberagamaan kita dengan tangisan.

"Ya Allah... begitu indah Engkau ciptakan air mata dari mata air jiwa..."

Wallahu a'lam bish showab

No comments: