Friday, July 31, 2009

Berjuang Lagi

Alhamdulillah.. Hari ini dimulai lagi semua aktivitas yang rutin dilakukan 1 tahun belakang. Sore ini, kembali ku lewati barisan pepohonan Kota Wisata dan Legenda Wisata. Dengan "kuda besiku", ku pacu lajunya dengan kecepatan landai, 40 - 60 km. Sambil sedikit berdendang, memotifasi diri. Ya.. sebuah syair yang cukup menyentuh. Mendidikku untuk lebih sabar dan mensyukuri semua nikmat yang telah Allah berikan. SEMANGAT..!! SEMANGAT..!!

Setelah menolak sebuah ladang maisyah baru dengan penghasilan berkali lipat dari penghasilanku sekarang, entahlah.. aku hanya tak ingin menyesali sedikit pun pilihan yang Allah berikan. Senantiasa berhusnudzhon atas segala takdir yang Ia gariskan di perjalananku dan hanya ingin memperbaiki diri di sisa usiaku yang entah sampai kapan lembar itu ditutup dan bertemu tanda titik. Berbuat yang terbaik, berjuang untuk yang terbaik, dan kembali ke genggaman-NYA dalam kondisi yang terbaik. Amiin..

Meski cobaan-cobaan itu berat, bahkan sempat melemahkanku dan rasanya ingin pergi jauh, namun cinta Allah terlalu dalam. Membasuhku hingga ke alam ketinggian yang manusia tak mampu menyentuh. Ya.. ini duniaku, hanya ada aku dan Tuhanku. Hanya cinta Allah yang mampu menguatkan, hanya kasih sayang Allah yang mampu mengistiqomahkan dan mempertahankan jalan yang telah dipilihkanNya. Dan ku jalani semua lakon yang yang telah di berikan oleh "Sang Sutradara" kehidupan. Kembali berjuang, berusaha untuk memurnikan niat, membeningkan hati, membersihkan fikiran dari unsur-unsur negatif yang sering bersliweran melintas dan melibas iman tanpa batas. Mendekap nurani tetap pada tuntunan-NYA yang suci. Sampai ku tersadar inilah "kehidupan".

Dan aku.. ingin menikmati hidup ini dalam damai dekap cinta-NYA. Menghirup udara kehidupan yang menenangkan. Menatap langit-langit, melihat lebih dalam kehidupan manusia, memetik buah hikmah dari setiap kejadiannya, luasnya alam membentang dengan segenap hiasan dan bumbu-bumbunya dengan tatapan kebaikan yang menyejukkan. Tetap berjuang di jalan Allah.. perbaiki diri seutuhnya.. perbaiki amalan dan ibadah semampunya.. menyiapkan bekal tuk kembali bertemu dengan "Sang Pencipta".. tetap semangat menatap masa depan..

Ya.. semoga semua perjalanan ini mengandung hikmah, keberkahan, dan kebaikan. Amiin Ya Robbal'alamin...

- 10 Juli 2009, Refleksi di 26 tahun usia -

Keep smilling Fithri.. !!^^!! .: peace 2 jari tangan kanan tangan kiri :.
SEMANGAT..!!

Sunday, July 19, 2009

Mengantar Kepergian Mereka


Kutulis artikel ini dengan helaan nafas panjang. Tak mengerti. Apakah ini sebentuk wujud kelegaan atau malah keresahan. Sesakku, isakku tertahan. Tak pernah ingin ku tampakkan di depan mata mereka. Sakitku, dukaku, lelahku, ku coba tuk hadapi sendiri. Tak ingin ku tampakkan di depan mata mereka. Terus menerus tampak kuat, meski di baliknya, rapuh dengan indahnya bersemayam.

Ku hantar kepergian mereka. Di sore hari pukul 5. Dengan air mata tertahan di dada. Di hadapan mereka selalu nampak tawaku, senyumku, ceriaku. Namun dalam hatiku, tangis mengguyur peluh. Di balik kaca "taxi express" itu, ada mereka. Mereka adalah orang-orang yang ku cinta. Ku lepas kepergian mereka dengan tawa dan "sayonara daa.. daa.." ungkapan perpisahan. "Abiil.. Abiil.. Abiilku yang lucu.. akhirnya nenek dan kakekmu nun jauh di seberang sana bertemu denganmu, wahai sumber cinta keluargaku".

Begitu lama Papa menahan rindu pada cucu pertamanya. Jarak terlalu jauh memisahkan mereka. Permasalahan juga menghimpit kepercayaan antara sang ibu dan keluargaku. Entah apa permasalahan sebenarnya. Aku sendiri tak mengerti. Hanya yang selalu nampak adalah keangkuhan. Ia berjalan dengan sombong, tanpa sapa, tanpa senyum sedikit pun. Bahkan terkadang tak hendak keluar dari peraduannya ketika ku berada di sana.

Keluarku adalah pilihan. Bagiku hidup ini begitu banyak pilihan. Dan setiap pilihan-pilihan itu harus ku pertaggungjawabkan. Mau mereka benci, atau bahkan fitnah demi fitnah yang terlontar dari lisan mereka dan sampai ke telingaku, aku sudah tak peduli. Yang ku fikirkan sekarang bagaimana melanjutkan hidupku dan perbaiki diri seutuhnya, semampuku. Aku sudah tak bergantung lagi. Aku sudah tak di sana lagi. Dan ku harap mereka tak su'udzhon lagi. Bukankah kini rumah itu, benda-benda itu, bahkan saudara kandungku dan keponakkanku sendiri mereka yang memiliki. Karena bagiku memiliki itu tak pernah kekal, suatu saat nanti Allah akan mengambilnya kembali. Maka dari sini ku belajar banyak hal. Tentang mensyukuri, tentang kekuatan, tentang kebaikkan.

Ya Rabb.. Haturku memohon segenap kekuatan dalam sebuncah luka, segurat duka, setitik dendam terpendam. Pada-Mu ku ungkap asa. Pada-Mu jua ku mohon jalan terbaik, agar permasalahan ini bisa terselesaikan dengan baik. Karena semuanya berawal dengan baik, maka ketika ku pergi ku harap semua pun akan berakhir dengan baik. Amiin..

Wallahu a'lam bishshowwab

Allah Maha Baik.. Allah Maha Penolong..
Ketika Salmonela Typesa menyerang lagi