Saturday, June 16, 2007

Hati Hati...

"Lain kali lebih berhati hati..."
Begitulah pesan yang tertulis di HP-ku, ya... sebuah pesan berisi tausiyah singkat namun dalam sekali maknanya dari seorang sahabat terbaikku.

Ya, belakangan ini, tepatnya sepanjang 2007 ini banyak nomor - nomor & sms sms tak jelas mampir di HP. Bahkan terkadang ada MissCall2 tanpa nomor (nomor pribadi) juga turut mampir di Hp. Padahal sudah ku usahakan untuk mensafe sebaik mungkin nomor HPku & benar2 menyeleksi orang orang yang kira2 perlu tahu dan tidak perlu. Bahkan berusaha untuk tidak mengusik, mengganggu, misscall2/iseng dan hal hal tak penting sekalipun pada siapa pun. Just for important to do. Ya begitulah aku memanfaatkan HP ku sejak beberapa tahun ini. Namun ternyata, terkadang niat baik kita tidaklah sama dengan realitanya...

Ya... semoga saja tindakan untuk lebih berhati hati ini tidak sia sia. Dan semoga mereka yang berada di tempat yang tak ku tahu dan tak ku mengerti pula maksudnya itu, diberi keikhlasan hati untuk tidak lagi mengusik malam malam tenangku. Ya... semoga saja....

Monday, June 04, 2007

Yang Tertulis dalam Sebuah Kitab

Ketika denting kehidupan mulai dimainkan, ketika setiap lembaran mulai dituliskan, ketika degup perjalanan mulai berdetak sesuai garisan, ketika masa mulai berkejaran, berganti waktu demi waktu, di setiap detiknya, di setiap helaan nafas, di setiap aliran darah, di setiap penglihatan, pendengaran, lisan, besitan hati dan fikiran, serta setiap gerakan kaki dan tangan…

Setiap detiknya berada dalam pengawasan. Setiap langkahnya dalam pengelihatan. Tak ada satu pun yang bisa disembuyikan dari-Nya. Setiap kekuatan berasal dari-Nya, setiap helaan nafas berasal dari-Nya, setiap kemudahan berasal dari-Nya. Maka gantungkanlah harapanmu hanya padaNya.

Di dunia manusia mencari tempat, tempat mereka bernaung meraih kebahagiaan. Dan sesungguhnya kebahagiaan hakiki adalah ketika kelak kita bisa kembali kepada Ilahy dalam keadaan suci lagi bersih layaknya sebuah kertas putih tanpa noda.

Ketika batu ujian datang bertubi, ketika permasalahan hendak tak hengkang dari diri, ketika batu sandungan terasa abadi tanpa henti, terasa hati perih dan hancur, ketika memohon dan meminta pada Robbi, mengharapkan sang kehendak dalam diri dimengerti, seraya memerintah Sang Ilahy, lantas pertanyakanlah pada diri, layak kah kita memerintah Sang Ilahy?

Jikalau semua angan angan dan mimpi hanyalah ada dalam diri, hendak merasakan seluruh ujian adalah abadi, dan akhirnya pahamilah, bahwa tak ada yang abadi, pun untuk setiap ujian ujian yang engkau rasakan, di setiap hari mu, di setiap sisa sisa nafasmu sekali pun, jikalau kau tak mewujudkan cinta dan kasihmu hanya untuk Tuhanmu.

Dan ketika setiap sang surya kembali hadir dalam hidupmu, maka syukurilah setiap detik yang masih IA sisakan untukmu, syukurilah setiap anugerah anugerah yang masih diberikannya untukmu, hingga akhirnya kau mulai mengerti arti cinta-Nya, cinta-Nya yang tak pernah habis – habisnya, tak kan kian usainya, bahkan hingga hari penghabisanmu pun, Ia kan tetap memberi untukmu, .

Saudaraku… bisa kah kau merasakan-Nya, merasakan setiap cinta yang Ia berikan padamu, yang selalu Ia berikan untuk sisa sisa hidupmu, untuk setiap detik detik mu, untuk setiap besitan cahaya iman dan kekuatan yang Ia berikan kepadamu?

Terus dan teruslah mencari ruang, tempat yang mulia di sisi-Nya, jangan berorientasi pada hasil jika belum berusaha, gali lah hingga kau menemukannya, menemukan mutiara di dasar jiwamu sendiri, karena hasilnya bisa jadi tidak saat ini, tetapi nanti…. Ya, nanti…. Yang kita pun tak bisa menebaknya, bisa jadi di dunia ini, bisa jadi di akhirat nanti… maka… jangan pernah berhenti, jangan pernah takut, terus dan teruslah mencari…. Karena kita hanya membutuhkan latihan, tadribat demi tadribat, karena hidup kita adalah latihan, latihan kesabaran, latihan keikhlasan, latihan kesyukuran, latihan demi latihan agar kita menjadi lebih baik lagi, bentangkan tanganmu, lihatlah dunia, lihat lebih dalam lagi, di langit langit malam dan siangmu, di bentangan sajadah alam Tuhanmu, Tuhan kita, Allah Yang Maha Kaya, melalui pandanganmu dan kau bisa menerobos ruang demi ruang, dengan hatimu yang dalam hingga kau siap kembali dalam keadaan bersih lagi suci…

Di sana, ada hamparan bumi yang indah, dan sebuah pelita sebagai penerangnya, benda benda langit yang beredar menurut perhitungan, dan lautan yang mengalir sesuai ketentuan, gunung gunung sebagai pasaknya, serta tumbuh tumbuhan dan bunga bunga nan mewangi, ada lembayung memayungi, berlapis lapis hingga tujuh lapis, dan awan awan yang membawa air, yang Ia berikan sebagai anugerah, semua berada dalam sebuah ketetapan. Di buminya, di dunia yang ia ciptakan untuk manusia, sebagai pelajaran bagi kita.

Dan karena ujian sebenarnya adalah berkah, apa pun bentuknya, berapa pun banyaknya, semua itu adalah latihan dari Allah agar kelak kita bisa menuai keberhasilan, kemenangan yang tak kan ada habis habisnya, karena sudah sunnatullah bahwa “tak selamanya jalanan itu menanjak, karena akan ada turunan dalam setiap tanjakkan”. Bersabar dan berhusnudzonlah selalu pada Allah… ikhlaskanlah semuanya… lalu pejamkanlah sesaat matamu, dan hadirkanlah potret akhirat di dalam hati dan fikiranmu, sesaat saja… hingga kau mampu mengingat kematian adalah lebih dekat dari urat lehermu…

Wallahu a’lam
--Fithri, Lembayung hati di bulan Juli--

------------------

Ketika aku menoleh ke belakang, semakin ku pahami ini adalah anugerah terindah yang IA berikan, bagaimana pun hidup itu akan terasa indah… Jika kita menjalaninya karena Allah… ya… hanya karena Allah…

Sesaat ketika ku pejamkan mata

Cinta Tanpa Syarat

Seorang suami menatap lembut sang istri, senyuman indah pun tersungging di bibir tipis sang istri. Tatapan hangat dan gandengan tangan tak henti-hentinya diberikan. Ternyata sepasang kakek - nenek romantis ini sedang merayakan perkawinan emas mereka. Keluarga besarnya, 5 anak + menantu dan 12 cucu beserta kerabat dan koleganya pun turut hadir. Setelah memotong kue, sang kakek memberikan kata sambutannya karena desakkan para tamu yang menanyakan apa resep awetnya rumah tangga mereka. Sembari terus bergandengan tangan sang kakek pun menjawab pertanyaan tersebut.

“Resep awetnya rumah tangga kakek dan nenek karena cinta kakek pada nenek tulus tanpa syarat. Kakek terima nenek apa adanya, kalo nenek marah, kakek mengalah, kalo kakek yang marah nenek yang mengalah, hingga saat ini terus beradaptasi dan memadukan perbedaan, berusaha untuk saling memahami & mengerti satu sama lain.”
Jawaban kakek pun mendapat sambutan meriah dari anak, cucu dan tamu yang hadir.
Sang nenek terharu dalam tangis bahagianya sembari bersandar di pundak sang kakek. Aih… aih… Kakek dan nenek yang romantis :D

Menjelang malam, di lain waktu dan tempat, di sebuah rumah…
Suasana malam itu terasa damai. Seorang ayah duduk dipinggir tempat tidur anaknya. Kemudian ia bertanya pada anak laki-lakinya yang baru berusia 8 tahun, “Anakku, tahukah apa itu cinta tanpa syarat?” Sang anak pun menjawab polos ”Cinta tanpa syarat adalah ketika ayah membacakan cerita sebelum aku tidur, sambil memelukku, sampai aku tertidur, lalu ayah mengecup keningku, menyelimutiku dan mematikan lampu”. Ucapan si anak dibalas sang ayah dengan kecupan lembut dikeningnya.

Cerita lain,
Seorang PNS baru pulang kerja, kondisinya tampak kuyu dan lelah. Namun ia tetap tersenyum hangat melihat sambutan kedua anaknya yang sibuk berlari-larian mengitarinya. Kemudian Istrinya menyambut di bibir pintu.

”Ayah, sepertinya capek sekali hari ini” ujar sang Istri. ”Sini, abang pijit Yah” ujar si sulung sembari menarik tangan ayahnya masuk. ”Ade juga mau pijitin Ayah” sambung si bungsu. ”Iya.. iya.. boleh..” balas sang ayah. ”Horeeeeee....”

Sang Istri lantas membawa masuk tas suaminya ke kamar kemudian mengambil secangkir teh hangat dan sepiring kue. Mulailah percakapan keluarga kecil bahagia itu. Cerita tentang kecurangan-kecurangan pegawai dan pimpinannya memanipulasi data laporan akhir bulan pun mulai mengalir. Kemudian Sang ayah mengatakan ”Menjadi PNS mesti banyak-banyak istighfar dan sabar, sebab jika tidak ayah bisa membawa rezeki haram ke rumah”. Tak luput cerita tentang sesama teman sekantornya yang berani nerima uang sogokkan dari pengusaha untuk melegalkan surat izin dan pegawai-pegawai yang membawa pulang atau mengambil fasilitas-fasilitas kantor ke rumah.

”Ya sudah Yah, Ayah cari pekerjaan lain saja” Ujar si Sulung diplomatis. ”Ayah tidak bisa sayang....” jawab sang Ayah. ”Kenapa Yah?” tanya si Sulung lagi. ”Karena ayah mencintai pekerjaan Ayah tanpa syarat, untuk pengabdian kepada bangsa dan negara, mengabdi dengan sebaik-baiknya kepada negara juga jihad anaakku, bayangkan jika Ayah keluar siapa yang akan mengingatkan teman-teman Ayah?”. Balasnya. Sang anak manggut-manggut, ”Klo besar nanti dedek jadi PNS, dedek mau jadi PNS kayak ayah aahh...” celetuk si Bungsu.

”Siiip... Mantaaap... anak-anak Ayah tambah pinter...” balas sang Ayah sambil memangku si bungsu. Tawa renyah pun terdengar riang.

Ada banyak cinta tanpa syarat di sekitar kita. Terkadang cinta tanpa syarat itu hadir tanpa disadari. Namun yang terpenting adalah bahwa cinta tanpa syarat adalah cinta yang tulus dan ikhlas karena Allah semata. Jika ia cinta, ia cinta karena Allah, jika ia takut, ia takut karena Allah, jika ia berharap, ia berharap karena Allah.

Lantas, bagaimana cinta tanpa syarat versi kita...? :)