Sunday, January 23, 2011

Ujian Bagi yang Hendak Menikah

Cinta adalah salah satu nama dan sifat Allah yang Maha Suci. Allah Ar Rahmaan, Allah Ar Rahiim, dan Allah Al Waduud. Cinta Allah sangatlah besar, melebihi cintanya Adam dan Hawa, Ibrahim dan Sarah, Yusuf dan Dzulaikha, Qois dan Laila, bahkan Romeo dan Juliet. Cinta Allah kepada hamba-Nya melebihi segala-galanya.

Kadang kala kita mencintai sesuatu (bisa benda, hewan, ataupun manusia), namun yang kita cintai tersebut tidak mencintai kita. Ketika ia tidak mencintai kita, kita selalu berusaha, ketika kita nyatakan cinta, dia menolak, kita bersedih. Ketika dia mencaci, kita pun bersabar. Sakitnya cinta bagi sang pencinta bukanlah ujian yang sia-sia. Semua rahasia Allah, semua sudah dalam garisan-Nya. Semua ujian baik untuk kita.

Rasa cinta ini adalah fitrah manusia. Allah jadikan fitrah manusia untuk mencintai, anak, istri (wanita), emas, perak, kendaraan, sawah ladang. Cinta yang seperti ini adalah cinta yang belum dikelola, cinta yang masih bersandarkan hawa nafsu belum bersandarkan keimanan dan tuntunan Ilahi. AKU CINTA ALLAH. Ah masa sih… Mungkin baru cinta dilidah belum cinta dihati. Tapi sudah ada keinginan untuk meletakkan cintanya ditempat yang benar.

Ketika seorang hamba menyatakan cintanya kepada Allah, maka Allah akan memberikan ujian-ujian kepada hamba tersebut untuk menguji kebenaran cintanya. Ada hamba Allah yang lulus ujian sehingga bertambah besar cintanya kepada Allah dan Allah pun semakin mencintai dia, ada pula yang gagal melalui ujian, dia memilih mencintai selain Allah dari pada mencintai Allah dan Allah pun berpaling darinya. Dalam menguji hambanya Allah tidak pernah menguji seorang hamba melebihi kemampuannya untuk menanggung ujian tersebut dan Allah dalam menguji hambaNya juga mengasih bocoran soal-soal yang akan diujikan. Allah akan menguji dengan kekurangan makanan dan kesejahteraan, ketakutan dan keamanan, kemiskinan dan kekayaan, sakit dan sehat, intinya semua keadaan adalah ujian dari Allah baik yang kita sukai maupun yang tidak kita sukai.
(Sumber: Herry Syafrial, http://adetelur.blogdetik.com/2010/06/16/ketika-allah-mencintai-hambanya/)

Seorang rekan bercerita tentang ujian-ujian yang dia alami ketika mempersiapkan pernikahannya yang tinggal beberapa bulan lagi. Ia bercerita tentang persiapan-persiapan pernikahan yang sudah ia lakukan bersama calonnya. Ia menjelaskan keinginannya untuk mempersiapkan semuanya seperfect mungkin. Ya wajar saja, mana ada orang yang ingin menikah tanpa persiapan yang matang. Setiap orang pasti ingin pernikahannya berlangsung sebaik mungkin sesuai rencana dan bahkan memberikan pelayanan seperfek mungkin kepada kedua keluarga mempelai dan para tamu.

Saat itu, selaku orang yang pernah pengalaman mempersiapkan pernikahan, saya hanya memberi masukan singkat kepadanya. Walau pun rencana pernikahan saya saat itu akhirnya batal. Alhamdulillaah.. dari pengalaman ta'aruf dan rencana pernikahan saya yang berakhir tragis, akhirnya saya bisa memberi masukan kepada sahabat saya itu. Dan alhamdulillah lagi, sahabat saya tersebut bisa mengambil hikmah dari pengalaman ta'aruf dan rencana pernikahan saya. Alhamdulillah, ia kembali mengevaluasi ta'arufnya mulai dari niat menikah sampai segala persiapan pernikahannya.

"Ya ikhwafillah.. sebagai ikhwah yang tertarbiyah, kita meletakkan tujuan menikah untuk meraih ridho Allah bukan ridho manusia. Kita menikah untuk beribadah kepada Allah. Letakkanlah niat itu pada tempatnya, tempatnya adalah hak Allah seutuhnya. Jangan sampai kita salah menempatkan niat menikah. Kita menikah karena calon pendamping kita seorang yang cantik/tampan, sehingga niat menikah menjadi menurun kadar ibadahnya. Kita menjadi bangga dengan kecantikan/ketampanan itu. Atau mungkin kita menikah karena calon pendamping kita berasal dari keluarga ninggrat dan memiliki harta melimpah, maka niat menikah kita berubah. Kita bangga dengan calon mertua dan pendamping hidup yang kaya raya. Lantas kita membangun harapan bahwa masa depan kita setelah berumah tangga dengan calon pendamping kita akan sejahtera. Sekali lagi, jangan tempatkan niat menikah kita pada tempat yang salah. Pernikahan kita tetap hak Allah. Libatkan Allah dalam setiap keputusan kita agar ridho-Nyalah yang selalu menyertai langkah-langkah kita".

Disini, kembali saya menuliskan pengalaman ta'aruf yang saya alami sebagai tausiyah bagi diri saya sendiri dan untuk diambil hikmahnya. Menjadi masukan sederhana kepada rekan-rekan yang akan menikah. Semoga pengalaman "ini" memberi manfaat bagi rekan semua. Aamiin..

Tulisan ini saya buat disaat hati ini "sakit" karena perihnya ujian yang menimpa. Tulisan ini saya buat, untuk mengingatkan diri saya sendiri dan saudara-saudara saya yang hendak menggenapkan setengah diennya. Untuk rekan yang sudah Allah karuniai nikmat sudah memiliki calon pasangan hidup atau yang sedang dalam proses ta'aruf menuju pernikahan. Saudaraku.. seberat apa pun urusan proses dan persiapannya, hanya tiga kata kuncinya:

Bersyukur, bersabar, dan ikhlas..

Mendapat pasangan hidup adalah salah satu nikmat Allah, siapa pun yang hendak meraih nikmat Allah pasti diuji. Allah sudah memberi jatah ujian masing-masing. Yang pasti ujian yang diberikan sudah terukur. Allah tidak akan memberikan ujian kepada hamba-hambaNya yang tidak sanggup melewatinya. Yang diuji sudah terpilih, pasti BISA melewatinya seberat apa pun ujian menimpanya. Ikhlaslah menerima calon pasangan hidup kita dengan segala kekurangan dan kelebihannya, dengan ikhlas tersebut akan lebih mudah menjalaninya. Jangan memulai dengan perbedaan, tapi mulailah dengan persamaan. Karena memulai dengan perbedaan pasti akan menimbulkan permasalahan. Bersyukurlah.. Allah tidak menguji hamba-Nya melebihi kemampuannya. Bersyukurlah.. ujian yang anda lalui mungkin tidak seberat ujian-ujian mereka yang ujian menggenapkan 1/2 diennya berkali-kali lipat sulitnya.

Senantiasalah meluruskan niat, lipatgandakanlah kesabaran dan keikhlasan, bersyukur karena dikaruniai nikmat menggenapkan 1/2 dien, karena masih banyak barisan panjang yang antri di belakang. Menanti-nanti siapa, kapan, dimana, mengapa, bagaimana, dia bertemu jodohnya, seperti saya yang kembali "back to the floor", memulai dari nol..

Bersabarlah saudaraku.. insyaAllah Allah akan memberi kemudahan kepadamu.



Note: Hikmah dari pengalaman ta'aruf pertama yang tragis.


Untuk belahan jiwa yang entah siapa, dimana, kapan, mengapa, bagaimana, Allah mempertemukannya. Semoga sakit yang ku rasa berganti dengan bahagia bersamamu selamanya. Menantimu, hingga waktu terbaik tiba..

Thursday, January 13, 2011

Selalu Ada Jalan Keluar

Pernahkan Anda menemui jalan buntu? Sebenarnya jalan buntu itu adalah suatu istilah untuk sebuah jalan yang tertutup. Hanya saja, orang sering mendramatisir seolah tidak ada jalan lain lagi untuk mencapai tujuan kita. Jika sebuah jalan buntu, memang tidak ada jalan keluar jika kita hanya berpikir itu satu-satunya jalan. Padahal, di luar sana masih banyak jalan yang bisa kita lalui.

Kesalahan kita ialah seringkali mempersempit pandangan kita. Seperti uraian diatas, pandangan kita sempit, kita hanya memikirkan jalan tersebut saja, sehingga seolah peluang kita mencapai tujuan telah sirna. Namun, jika kita mau memperluas pandangan, sebenarnya masih banyak jalan-jalan lain yang bisa kita lalui.

Jalan buntu adalah suatu analogi sebuah masalah yang kita hadapi dalam kehidupan kita. Dalam bisnis, karir, sosial, keluarga, dan sebagainya. Banyak orang begitu stress menghadapi masalah, mengatakan sudah menemui jalan buntu, dan menyerah begitu saja. “Mau apa lagi?” katanya.

Hal ini diperparah oleh ungkapan yang mengatakan bahwa peluang hanya datang satu kali. Sehingga saat seseorang kehilangan peluang kerja, peluang bisnis, dan peluang lainnya dia pikir tidak ada lagi peluang lain sehingga dia stress dan ketakutan kehilangan peluang yang ada di depan matanya.

“Peluang masuk ke perusahaan ini hanya sekali. Jika sekarang gagal, maka kita tidak akan pernah lagi diterima di perusahaan ini.”

Betul, peluang untuk masuk ke perusahaan tersebut memang satu kali. Jika pandangan kita hanya perusahaan tersebut, maka kita akan berpikir peluang hanya datang satu kali. Namun, cobalah rentangkan pikiran kita. Kita akan temukan bahwa peluang kerja di perusahaan lain masih banyak.

Jika kita merentangkan pikiran kita lebih luas lagi, ternyata bukan hanya bekerja cara kita mencari nafkah. Anda bisa bisnis. Banyak peluang bisnis di sekitar kita. Kita tinggal pilih dan bisa jadi kita akan mendapatkan bisnis yang memberikan penghasilan jauh lebih besar dibanding kita bekerja di perusahaan idaman kita.

“Tapi saya tidak punya modal!”

Sekali lagi, Anda masih menyempitkan pandangan Anda. Pandangan Anda hanya sebatas bahwa bisnis itu perlu modal uang saja. Rentangkan lagi pikiran kita. Tanyakan 2 pertanyaan ini: “Bagaimana saya memulai bisnis tanpa modal?” dan “Bagaimana saya mendapatkan modal?” Jika belum bisa menjawab pertanyaan ini, rentangkan kembali pikiran Anda.

Teruslah untuk melatih mengembangkan pandangan Anda. Perluas cakrawala Anda sehingga kita akan melihat bahwa jalan itu tidak satu. Semakin tinggi kita naik ke atas gunung atau gedung bertingkat, kita akan melihat bahwa sebenarnya banyak jalan yang bisa kita lalui. Jika kita tidak melihat banyak jalan, artinya, karena kita berdiam diri di bawah. Naiklah.
Sumber : www.motivasi-islami.com


Fadil Fuad Basymeleh : Selalu Ada Jalan Keluar

''Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.''
Hadits Rasulullah saw ini mengajarkan kepada setiap Muslim agar menjadi orang yang kuat, khususnya secara ekonomi atau finansial. Dengan kekuatan financial tersebut dia dapat berbuat banyak untuk umat.

Kebenaran hadits di atas diyakini betul oleh pendiri dan Chairman PT Zahir Internasional, Fadil Fuad Basymeleh.

Hadits Rasulullah itu telah mengilhami lelaki kelahiran Surabaya, 6 November 1971 untuk terjun ke dunia bisnis. ''Salah satu yang mendorong saya untuk berbisnis adalah hadits Nabi yang menyatakan bahwa tangan di atas lebih baik ketimbang tangan di bawah,'' ujarnya.

Menurut lelaki yang pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Teknik Fisika ITB Bandung itu, dengan tangan di atas, maka orang yang bersangkutan bisa beramal, bersedekah dan berinfak sebanyak-banyaknya.

Menjadi pengusaha, kata lelaki yang tampangnya serius tapi humoris itu, tak ubahnya menjadi pemimpin. Sebagai pemimpin, ia mempunyai kekuatan untuk menegakkan amar ma'ruf dan melarang kemunkaran. ''Islam mengajarkan, setiap kamu adalah pemimpin. Kalau saya hanya jadi karyawan dan kemudian ada teman sekantor yang berbuat maksiat, saya kan tidak punya kekuatan untuk melarang. Tapi jika saya menjadi pemimpin maka saya bisa melarang hal itu. Kepemimpinan seseorang benar-benar diuji ketika menjadi pengusaha. Salah satu ujiannya, apakah pengusaha bersangkutan bisa menerapkan hukum-hukum Islam di kantornya,'' jelas pengusaha yang mengembangkan software akuntansi bermerek Zahir Accounting itu.

Hikmah lain menjadi seorang pengusaha, kata lelaki yang gemar bersedekah dan selalu mahabbah (menunjukkan cinta dan bakti) kepada orang tua, adalah kebebasan, termasuk dalam hal beribadah. ''Untuk saya, menjadi pengusaha identik dengan keleluasaan. Hal ini saya rasakan saat hendak menunaikan ibadah. Misalnya, shalat, saya bisa melakukannya secara berjamaah di masjid. Hal itu mungkin tidak selalu mudah bagi mereka yang berstatus karyawan,'' ungkapnya.

Fadil menjadikan kegiatan bisnisnya sebagai ibadah kepada Allah SWT. Dan dia pun yakin, Allah pasti memberikan pertolongan dan karunia-Nya. ''Kalau niatnya ibadah dan berbuat baik, pasti ada jalan dari Allah. Allah pasti menolong kita,'' tegasnya.

Sedekah dan Mahabbah
Salah satu kunci sukses Fadil dalam berbisnis adalah bersedekah dan cinta (mahabbah) pada orang tua. Hatinya mudah tersentuh mendengar kesulitan karyawan maupun orang-orang dhuafa dan anak-anak yatim. Ia tak segan-segan menyisihkan sebagian pendapatannya untuk membantu pendidikan anak-anak yatim maupun orang-orang lain yang membutuhkan, antara lain biaya pengobatan. ''Orang yang senang bersedekah, kelak akan dibalas tujuh kali lipat, 10 kali lipat, bahkan hingga 700 kali lipat. Itu adalah janji Allah. Dan itu janji Allah pasti ditepati,'' tandasnya.

Fadil juga sangat mencintai orang tua, terutama ibunya. Baginya, cinta pada orang tua ibarat jimat yang tidak bisa dilepaskan. ''Rasa cinta dan bakti kepada orang tua bisa menjadi sumber motivasi sekaligus pembuka pintu rezeki kita,'' tegas Fadil.

Jatuh bangun
Sebagai seorang pengusaha, Fadil pun mengalami jatuh bangun. Ia memulai bisnisnya sejak kuliah di ITB tahun 1991. Awalnya dia terjun ke bisnis setting dan lay out. Hingga pertengahan tahun 1997, bisnisnya berkembang pesat. Namun krisis ekonomi yang menghantam Indonesia semester kedua tahun 1997 telah menghempaskan bisnisnya. Namun, krisis itu pula yang menjadi titik balik dalam bisnisnya.

Ketika itu Fadil berpikir, untuk bisa mendapatkan kucuran kredit, biasanya bank atau kreditor mensyaratkan adanya laporan keuangan yang tersusun rapi. Dari situlah Fadil iseng membuat software akuntansi yang bisa membantunya mengambil keputusan bisnis dalam waktu cepat. Peranti lunak itu dijual kepada orang lain dan ternyata disukai. ''Sejak itu saya beralih ke bisnis software house. Saat itu usia saya 26 tahun,'' ujarnya.

Menurutnya, tidak ada istilah menyerah dalam bisnis. ''Sukses itu bukan pada hasil, tapi pada prosesnya. Sukses itu kan seberapa kuat kita bangkit kembali setelah jatuh. Yang penting, sesudah jatuh kita harus bangkit lagi dan selalu meminta bantuan kepada Allah SWT. Tugas kita adalah berikhtiar dan berdoa sekuat daya, sambil dibarengi dengan tawakkal kepada Allah SWT,'' papar Fadil Fuad Basymeleh. ika/yto
Sumber : www.republika.co.id


SELALU ADA JALAN KELUAR oleh Syaikh DR.Aidh Bin Abdullah Al Qarni

Suatu masalah itu jika menyempit, maka tabiatnya ia menjadi meluas. Jika tali ditarik keras-keras, ia akan terputus. Jika malam semakin gelap, pertanda akan muncul fajar. Itulah sunnah kehidupan yang sudah dan terus berlaku. Itulah hikmah yang pasti terjadi. Maka, relakanlah jiwamu untuk meridhoi kondisinya. Karena, setelah kehausan pasti akan ada air. Setelah musim semi akan datang musim penghujan.

Mungkin saja betapa banyak kesedihan yang engkau keluhkan. Tapi permudahlah urusanmu. Lapangkanlah pikiranmu. Tidakkah engkau membaca firman Allah SWT " Alam nasyrah laka sadrak...." ( Bukankah kami lapangkan dadamu ). Tidakkah engkau berbahagia karena di dunia ini masih terhampar banyak harapan. Di dunia ini masih banyak kemudahan.

Wahai yang berkeluh tentang banyak urusan. Lalu menjalani hidup serasa dalam kurungan. Sementara air matanya terus mengalir karena sedih. Sesungguhnya dalam pakaian Yusuf AS terdapat obat yang menyembuhkan kebutaan dua mata Ya'kub AS. Sesungguhnya dalam air dingin yang diguyur kesekujur tubuh, adalah kesembuhan bagi penyakit yang di derita Ya'kub AS.

Untuk rasa sakit, ada kesembuhan. Untuk penyakit, ada obat. Untuk haus, ada air. Untuk kesulitan, ada kelapangan. Dalam kesempitan, ada kebahagiaan. Dalam gelap, pasti akan ada cahaya terang. Api yang menghimpit Ibrahim Al Khalil, bisa menjadi mudah dan dingin. Lautan di hadapan Musa AS bisa terbelah dan digunakan untuk berjalan. Yunus Bin Matta AS, akhirnya keluar dari tiga gulita, karena kasih sayang Allah Al Jaliil (Yang Maha Mulia ). Rasulullah Al Mukhtar ( yang Terpilih ) pernah berada di dalam gua, dikelilingi oleh para kuffar. Hingga berkata Abu Bakar Ash Shiddiq ra, " Sesungguhnya orang-orang kafir hanya berjarak beberapa
jengkal. Kami khawatir bila terjadi kehancuran. " Berkata Rasul sang pemilik keyakinan dengan penuh ketegasan, " Sesungguhnya Allah bersama kita. Dia mendengarkan kita. Dia melindungi kita. Sebagaimana Dia telah menghimpun kita.

Katakanlah kepada orang yang tenggelam dalam putus asa dan telah terjatuh. Kepada orang yang telah patah arang dan terpuruk. Kepada orang yang ternodai pemahamannya dalam masalah taqdir. Bekerjalah dan beramallah, sesungguhnya Allah SWT justru menurunkan hujan setelah manusia putus ada terhadap hujan.

Adalah Bilal pernah terkapar di atas tanah tandus, tapi dialah yang kemudian menaiki Ka'bah Baitullah untuk mengumandangkan seruan adzan. Dialah yang memperdengarkan bumi dengan suara langit. Adalah Yusuf AS pernah lama terpenjara di balik jeruji besi. Tapi kemudian ia bisa menjadi seorang Raja Mesir setelah Al Aziz. Adalah Umar Bin Khattab ra seorang penggembala kambing di Mekkah. Lalu dialah orang yang bisa menebarkan keadilan dalam masa kekuasaannya. Lalu namanya terpahat di baju besi. Lalu dia yang memotong tali pelanggaran. Lalu dia yang suaranya menggelegar menghentak penguasa tiran.

Allah SWT pasti akan menciptakan kemudahan setelah kesulitan. Tidakkah engkau tahu, sesungguhnya pasti ada keadaan lain yang Allah berikan setelah kesulitan? Allah SWT yang mematahkan tali pengikat orang-orang yang terpenjara di jeruji para penguasa otoriter. Allah SWT yang akan menghapus air mata anak-anak yatim. Apakah engkau pernah melihat orang
faqir yang selamanya tidak mempunyai uang dan tidak bisa memenuhi kebutuhannya? Apakah engkau mendapati seorang tahanan selamanya berada di dalam penjara yang gelap? Tidak ada bencana yang terus menerus terjadi. Karena di sana ada Allah SWT Yang Maha Sendiri dan satu-satunya Tempat Meminta.

Siapapun yang melazimkan istighfar, maka Allah SWT akan menjadikan jalan keluar dari setiap kesulitannya. Allah SWT yang akan memberinya jalan penyesalan terhadap setiap kegundahannya. Laa HAULA Wa Laa Quwwata Illa Billah, tidak ada daya dan upaya kecuali Allah SWT. Dengan kalimat itu, segala beban mampu terpikul, semua kengerian bisa terlewati,
seluruh keadaan bisa lebih baik, lebih melapangkan pikiran dan menambahkan rasa ridho kepada Allah Al Jalal.

Beritakanlah kegembiraan kepada malam, dengan datangnya waktu subuh yang menyapu gelap dari puncak gunung-gunung. Beritakanlah kegembiraan kepada musim semi dengan turunnya limpahan air hujan hingga air itu masuk ke sela-sela pasir. Beritakanlah kegembiraan kepada orang faqir dengan harta yang bisa mengusir kematian.

Ketahuilah, di setiap kesulitan itu ada jeda. Di setiap kebutuhan itu ada pertolongan. Sesungguhnya Allah SWT menghilangkan bencana dengan ketulusan do'a dan kebersihan harapan. Ketahuilah, himpitan dan kesulitan itu menghilangkan kesombongan dan terus menerus mendorong kepada dzikir, syukur dan kewaspadaan berpikir. Maka tenangkanlah hatimu jika kegalauan menerpamu. Lapangkanlah dadamu jika kesulitan menyerangmu. Jangan
putus asa terhadap apa yang telah terjadi dan telah hancur. Ketahuilah, karena tidak ada sesuatu yang abadi selama alam semesta ini berputar.

Semoga kesulitan menjadi lebih ringan bagimu, dan musibah bisa memberikan kebaikan untukmu. Jika hidupmu telah terhimpit dan tak ada lagi alas an yang bisa engkau angkat. Kembalilah kepada Allah SWT. Ketahuilah bahwa kesulitan tak pernah berlangsung terus menerus. Allah SWT pasti memandangmu dengan pandangan kasih dan sayang. Karena dunia ini tidak berada dalam satu keadaan. Karena dunia ini berwarna-warni dan beragam bentuknya. Tidak ada kengerian yang tak pernah selesai. Belenggu akan terbuka dan ikatan akan terlepas. Bersabarlah, berdo'alah dan nantikanlah jalan keluar dari Allah SWT. Ketahuilah, sesungguhnya kesulitan itu akan mampu membuka kejernihan telinga dan mata, serta menajamkan pikiran.
Kesulitan bisa memberi hikmah dan pelajaran. Kesulitan mengajarkan kemampuan untuk memikul beban dan bertahan. Kesulitan menghapuskan dosa. Kesulitan memperbanyak pahala.

Maka, mintalah perlindungan dan pertolongan Allah SWT. Setiap musibah itu mempunyai tujuan. Berapa kali kita merasa takut, lalu kita berdo'a dan meminta kepada Allah SWT. Kemudian Allah SWT menyelamatkan dan melindungi kita. Berapa kali kita di lilit lapar, lalu Allah memberi makan dan minum untuk kita. Berapa kali kita diterpa kebimbangan dan
keresahan, lalu Allah memberikan kebahagiaan dan kesenangan. Berapa kali kita terjerat dan kita hampir terjatuh dalam kehancuran. Kemudian Allah SWT memberikan jalan untuk bangkit dan berjalan.

Ketahuilah, engkau berhubungan dengan Yang Maha Lembut terhadap hamba-Nya. Yang Terkenal dengan Pemberiannya. Yang Maha Meberi untuk kebahagiaan hamba-Nya.Yang Maha Kuasa atas segala keinginan-Nya.


Sumber: http://wirausahapesantren.blogspot.com/2010/02/selalu-ada-jalan-keluar.html