Wednesday, September 20, 2006

Ketika Ikhlas Ikhwah Bersinergi dalam Dakwah I

Seorang ikhwah, wujud yang di balut daging, sama halnya dengan manusia umumnya. Bedanya, mereka adalah orang yang tertarbiyah, yang selalu berusaha untuk mentarbiyahi dirinya dan berusaha mencapai tazkiyah.

Seorang ikhwah, yang telah mengalami proses pendewasaan tarbiyah, dan banyak bergulat dengan medan dakwah serta memiliki banyak pengalaman, tentunya akan memiliki kekuatan, tidak hanya ruhaniyahnya saja, namun juga kokoh dan tsabat dalam perjuangan. Ibarat cahaya yang benderang di tengah-tengah gelapnya malam. Ia terus berusaha menerangi sekitarnya, dan membagi cahayanya pada lingkungan sekitarnya.

Seorang ikhwah pun bisa saja jatuh. Saat-saat dimana mereka beristirahat dari hiruk pikuk yang terkadang melelahkan yang tidak hanya menguras tenaga, fikiran, namun juga harta bahkan waktu luangnya bersama keluarga, sahabat, dan orang-orang terdekatnya.

Seorang ikhwah hanyalah manusia. Ia tak luput dari kesalahan dan dosa-dosa, karena ia hanya manusia, yang punya rasa dan asa, punya emosi dan intelegensi, punya naluri dan hati. Ya, hanya manusia... yang berusaha menjaga adab. Adab terhadap Robbnya, dan adab terhadap ciptaan Robbnya, manusia dan alam beserta isinya.

Ia bisa tersenyum layaknya matahari menyambut pagi, layaknya embun menyapa semesta. Ia bisa lantang dan bersemangat saat berada di medan dakwah. Namun ia juga bisa saja marah, kesal, dan kecewa saat ada duri menusuk hati dan dirinya. Karena ia hanyalah manusia...

Namun sebagai manusia, yang sudah pernah merasakan nikmatnya iman dan cinta Allah, ia akan berusaha terus menerima dengan lapang dada dan sabar. Karena ia meyakini, bahwa sebesar apa pun duri menusuknya, maka dari sana Allah berkehendak menggugurkan dosa-dosanya. Jika Ia tertimpa suatu masalah atau pun musibah, ia meyakini bahwa sebenarnya Allah menyayanginya dan berkehendak agar ia kembali pada jalan Allah. Karena ia sadar, ia hanyalah puing kecil, yang bila Allah berkehendak, apa pun bisa terjadi padanya.

(To be Continued)


Dedicated To:
My self and my be loved sister,
semoga bisa saling memaafkan, Marhabban Ya Romadhon... Afwan wa afwan jiddan...

Ahmadinejad Balas Pidato Bush, Kebijakan AS Dikritik Habis-Habisan

ERAMUSLIM.COM

Beberapa jam setelah Presiden Bush menyampaikan pidatonya di sidang Dewan Umum PBB, Presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad tampil dalam forum yang sama dan melontarkan kritik balik terhadap Bush.

Ahmdinejad dalam pidatonya mengatakan bahwa AS dan para sekutunya telah menyalahgunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PB, untuk kepentingannya sendiri. "Hak veto itu telah menjadi instrumen ancaman dan paksaan," kata Ahmadinejad.

"Jika mereka (AS) berbeda pendapat dengan sebuah bangsa atau negara, mereka membawa hal itu ke Dewan Keamanan dan mereka menjadikan diri mereka sendiri sebagai jaksa penuntut, hakim sekaligus eksekutornya. Apakah ini yang namanya keadilan?," kecam Ahmadinejad.

Saturday, September 02, 2006

Di Bawah Naungan Iman

Tak sepatah kata pun dapat terucap dari bibir. Hanya geram hati seakan menggelegar dan mendidihkan perasaan. Kemarahan, ya kemarahan... atau apa kata yang paling tepat untuk mengungkapkan kekejaman "bush idiot".

Memuakan, menjijikan, penjahat dunia, entah kata apa yang paling tepat untuk menyebut nama anak manusia itu. Seolah-olah menganggap dirinya "The Heroes", disangka dirinya pahlawan dunia?!? Bah!! padahal makhluk paling rendah.

Gila! Benar-benar gila. Orang Islam di Irak disamakan dengan nazi yang jelas-jelas tak beragama dan berhati nurani. Astaghfirullahal adhim... Ya Allah.... hukuman yang paling pantas diberikan kepadanya hanya Engkau yang tahu.

Ini penghinaan besar bagi umat Islam. Meskipun inti penghinaannya hanya pada orang-orang Islam garis keras dan kelompok Osamah bin Laden, tapi ini berarti penghinaan kepada seluruh kaum muslimin dunia.

Lantas, apa kita harus tetap tinggal diam melihat ke-gilaan- biang onar ini?

Pidatonya di parlement amerika serikat yang berisi "Keamanan dunia yang beradab tergantung pada kemenangan dalam perang terhadap terorisme, dan itu tergantung pada kemenangan di Irak" dan pernyataannya bahwa perang terhadap kelompok yang disebutnya sebagai Islam militan hampir sama dengan perang di masa lalu saat melawan Nazi dan Komunis, malah mendapat tepuk tangan meriah dari para pendukungnya yang sama-sama gila dan idiot.
Na 'udzubillahi minzalik...

Dalam Al Qur'an surat Ash - Shaffat : 171-173 Allah berfirman :
"Dan Sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi Rosul. (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat kemenangan. Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang"

Ini ketetapan Allah yang telah gariskan-Nya. Dan ini bukanlah kalimat bohong, seperti yang dituduhkan kaum kafirin kepada Rosululah saw. Allah telah menetapkan bahwa para Rosul saw dan pengikutnya pasti mendapat kemenangan.

Lantas, mengapa umat Islam masih belum beranjak dari buaian dunia? mengapa hanya sebagian kecil saja yang telah siap mengorbankan harta dan jiwanya untuk jihad fisabilillah? Apakah dunia terlalu indah sehingga melenakan? padahal Allah telah nyata-nyata menjanjikan kemenangan bagi umat Islam.

Rosulullah saw bersabda
"bahwasanya syurga itu berada di bawah kilatan pedang"

Barang siapa yang ingin menukarkan indahnya Syurga dengan fananya dunia, silahkan saja berlena-lena. Umat Islam tidak akan pernah kalah meskipun pasukan dan persenjataannya sedikit. Kami semua akan meraih kemenangan, karena kami disertai Allah Yang Maha Kuat, Perkasa, dan Mampu atas segala-galanya. Karena andalan utama kami adalah aqidah yang kokoh, bukan persenjataan, bukan pula jumlah tentara yang banyak.

"Orag-orang beriman bersama Allah, sedangkan orang-orang kafir bersama-sama manusia yang sama seperti mereka. Sama-sama kafir dan lemah. Tak punya pegangan dan tak dijanjikan kenikmatan apapun selain siksa akhirat. Jiwa-jiwa orang beriman tidak akan pernah meredup."

Maka, tunggulah kalian kaum kafirin! hingga datang ketetapan Allah. Allahuakbar!


Dedicated To :
Semua saudara-saudara seiman di seluruh belahan dunia
Hampir tiba saatnya... Jangan berlena
(Sekalian hadiah kemerdekaan to Nabila)