Friday, December 05, 2008

Yang Terbang Terhapus hujan













Dia..
Yang tak pernah ku kenal
Tak pernah ku tahu
Tak pernah ku lihat
Tak pernah ku dengar
Tak pernah terbayangkan

Dia..
Adalah rahasia yang belum terkuak
Adalah maya jiwa yang tak nampak
Adalah desiran angin yang menyapa namun tak terjawab
Adalah partikel yang terbang terhapus hujan
Adalah energi yang menghilang mengawang

Lalu..
Biarlah jemari-jemari kecil itu menjadi kenangan..

Dia..
Yang terbang terhapus hujan

Ciangsana, 05 Des 2008
Saat belajarku berproses lagi

Tuesday, December 02, 2008

Hari yang Indah

Ciangsana, 02 Desember 2008

Pagi ini ketika membuka gorden jendela kamar, ku lihat pemandangan indah terhampar di hadapan. Sebuah gunung berdiri megah. Layaknya teman yang senantiasa setia menyapa pagi demi pagiku yang syahdu. Sepertiga malam, setelah lail, tilawah dan shubuh, pagi adalah sesosok hadiah terindah yang Allah berikan. Rutinitas demi rutinitas yang melelahkan, di bayar dengan kedamaian jiwa lewat megahnya alam pagi hasil kreasi Sang Pencipta. Bahagianya hati ini masih bisa memandang hamparan pemandangan indah.

Burung bernyanyi-nyanyi riang, saling bersahut-sahutan. Beberapa ekor kupu-kupu terbang menari-nari di bunga three color dan Air brush di taman depan rumah. Wangi pagi sehabis hujan semalam, semakin menyemarakkan aroma bumi tersapu hujan. Hmm... ku tarik nafas dalam-dalam, sembari mensyukuri nikmat pagi yang Allah berikan dengan senyum terkembang. Alhamdulillah... Allahu Akbar...

15 menit kemudian, siap ku langkahkan kaki menuju kuda besi. Ku pacu kuda besi dengan kecepatan rendah, menuruni tebing blok SB2 Villa 5. Di ufuk timur, nampak mentari tersenyum sembari memamerkan pancaran cahaya yang menyilaukan mata. Rutinitas lain dipagiku, menyapa sang mentari. "Pagi mentari...", sapaku padanya yang tetap saja mengawang di angkasa setiap hari. "Pagi Fithri..." balasnya. Jangan heran bin bingung, saya terbiasa mengajak serta penghuni alam bercengkrama.

Di awali dari pagi. Kehidupan dimulai. Lembaran baru pun kembali diisi. Tulisan-tulisan dari "pena kepribadian" pun mulai terangkai kembali. Ku sapa setumpuk buku-buku di meja kamar. Dari buku-buku tipis, hingga yang tebal. Ngomong-ngomong, hutang baca saya banyak sekali, beli buku tp lom khatam-khatam juga hehehe. Buku-buku itu seperti menagih hutang saja. Oh ya, buku yang sedang saya baca sekarang, "Khadijah, The True Love Story of Muhammad" dan temannya "Di Jalan Dakwah Aku Menikah". Cyeeeeee... Kenapa saya sebut temannya?? karena kedua buku itu warnanya sama-sama pink. Kompak!. Buku kedua itu saya baca ulang, karena dulu sudah pernah baca. Yang sekarang di tangan adalah revisinya. Ust. Cahyadi, Thank's untuk ilmunya :).

Kemudian menyapa si kuda besi yang baik hati karena selalu setia menemani saya berkelana kesana-kemari. Lalu menyapa sang Gunung yang sering muncul di balik jendela kamar. Jika cuaca cerah, jika mendung dia tersenyum malu-malu bersembunyi di balik kabut. Selanjutnya menyapa sang mentari pagi - sahabat pagiku yang tak segan menyinari seisi bumi. Menyapa Bella, Jo dan William, tetangga sebelah. Menyapa satpam clusther Kasuari dan orang-orang yang ku kenal. Menyapa pepohonan, embun pagi di dedaunan, seisi alam berhiaskan bunga-bunga nan cantik, awan yang berarak dll.

Hari ini, jam 13.00 ba'da zhuhur hujan kembali membasahi bumi setelah cuaca panas seharian. Kebiasaanku, memperhatikan hujan. Dari kaca jendela ruang komputer sekolah tempatku bekerja, ku lepas pandang keluar. Kala itu hujan turun dengan derasnya. Alam pun nampak tetap menyambut akrab sang hujan. Seperti sepasang sahabat lama yang saling melepas rindu. Selalu sama. Ketika hujan, alam selalu menyambutnya dengan suka cita. Seluruh partikel bumi nampak bersuka ria. Basah ranting-ranting pepohonan. Dedaunan yang menghijau cerah tersapu hujan. Pepohonan, bunga-bungaan, rerumputan, penduduk bumi, semuanya merunduk bertasbih mensyukuri nikmat Allah yang bernama hujan. Subhanallah...

Usai mengetik tugas-tugas persiaan Ulangan Umum, Qurban dan Baksos di komputer 13 segera ku ayunkan langkah ke kelas langit untuk bersiap-siap menuju Legenda Wisata Cibubur. Sebuah perumahan elit tempatku mengisi jadwal private matematika dengan salah seorang siswa IGM yang tinggal di kawasan Mozart. Ku pacu kuda besiku lebih cepat agar tak terlambat karena jarak yang ku tempuh cukup jauh, 7 km kurang lebih. Selama perjalanan ku pandangi alam indah sepanjang jalan. Jalur perjalananku menuju Legenda Wisata melewati Kota Wisata, sebuah perumahan elit yang juga terletak di kawasan Cibubur. Kedua perumahan elit ini bergaya Amrik. Tata letak perumahan dan taman-tamannya benar-benar asri. Pepohonan rindang di sisi kiri kanan nampak berbaris rapi. Dari Kota Wisata inilah, aku bisa melihat barisan pegunungan yang berdiri kokoh. Gugusan bukit-bukit kecil yang mengapit sebuah gunung yang menjulang tinggi. Megah, indah ciptaan Allah. Damai terasa, bahagia jiwa menatap hamparan indah ciptaan Yang Kuasa. Allahu Akbar.... Hal inilah yang paling kusukai dari tiap perjalananku menuju Legenda Wisata. Sesuatu yang sangat sulit ke temukan jika berada di tengah perkotaan, seperti Palembang atau Jakarta.

Saat ini, tiada hal lain yang harus di kufuri dari segala nikmat yang Allah beri. Bahkan semuanya harus disyukuri. Meski hati terus merintih, cercaan dan hinaan terus menghantam diri dari orang-orang yang kurang memahami agama, orang-orang yang merasa telah hebat, telah pintar. Ya... mereka sebenarnya adalah orang-orang yang patut dikasihani. Manusia-manusia yang berjiwa kerdil. Jika saja mereka menyadari bahwa setiap detik itu di hisab, jika saja mereka bisa menyadari bahwa bisa jadi detik itu adalah detik terakhir kehidupan, nafas terakhir. Jika saja mereka mengerti bahwa kematian itu kapan saja bisa menghampiri. Jika saja mereka bisa mendalami makna hakikat penghambaan diri, mereka pasti bisa berubah. Minimal menjadi lebih rendah hati dan tawadhu'. Semoga saja, ya... semoga saja aku bisa segera keluar dari "lingkaran abu-abu dan air keruh" itu. Amiin..

Ya Allah Yang Maha Kuat,
Hanya kepada-Mu hamba memohon kekuatan
Hanya Engkaulah Yang Maha Memberi dan Melepas nikmat
Karuniakanlah kepadaku nikmat yang luas,
Yaitu nikmat tuk semakin mengenal-Mu,
nikmat tuk semakin mencintai-Mu
dan nikmat tuk terus mensyukuri nikmat-Mu.
Amiin...