Seorang suami menatap lembut sang istri, senyuman indah pun tersungging di bibir tipis sang istri. Tatapan hangat dan gandengan tangan tak henti-hentinya diberikan. Ternyata sepasang kakek - nenek romantis ini sedang merayakan perkawinan emas mereka. Keluarga besarnya, 5 anak + menantu dan 12 cucu beserta kerabat dan koleganya pun turut hadir. Setelah memotong kue, sang kakek memberikan kata sambutannya karena desakkan para tamu yang menanyakan apa resep awetnya rumah tangga mereka. Sembari terus bergandengan tangan sang kakek pun menjawab pertanyaan tersebut.
“Resep awetnya rumah tangga kakek dan nenek karena cinta kakek pada nenek tulus tanpa syarat. Kakek terima nenek apa adanya, kalo nenek marah, kakek mengalah, kalo kakek yang marah nenek yang mengalah, hingga saat ini terus beradaptasi dan memadukan perbedaan, berusaha untuk saling memahami & mengerti satu sama lain.”
Jawaban kakek pun mendapat sambutan meriah dari anak, cucu dan tamu yang hadir.
Sang nenek terharu dalam tangis bahagianya sembari bersandar di pundak sang kakek. Aih… aih… Kakek dan nenek yang romantis :D
Menjelang malam, di lain waktu dan tempat, di sebuah rumah…
Suasana malam itu terasa damai. Seorang ayah duduk dipinggir tempat tidur anaknya. Kemudian ia bertanya pada anak laki-lakinya yang baru berusia 8 tahun, “Anakku, tahukah apa itu cinta tanpa syarat?” Sang anak pun menjawab polos ”Cinta tanpa syarat adalah ketika ayah membacakan cerita sebelum aku tidur, sambil memelukku, sampai aku tertidur, lalu ayah mengecup keningku, menyelimutiku dan mematikan lampu”. Ucapan si anak dibalas sang ayah dengan kecupan lembut dikeningnya.
Cerita lain,
Seorang PNS baru pulang kerja, kondisinya tampak kuyu dan lelah. Namun ia tetap tersenyum hangat melihat sambutan kedua anaknya yang sibuk berlari-larian mengitarinya. Kemudian Istrinya menyambut di bibir pintu.
”Ayah, sepertinya capek sekali hari ini” ujar sang Istri. ”Sini, abang pijit Yah” ujar si sulung sembari menarik tangan ayahnya masuk. ”Ade juga mau pijitin Ayah” sambung si bungsu. ”Iya.. iya.. boleh..” balas sang ayah. ”Horeeeeee....”
Sang Istri lantas membawa masuk tas suaminya ke kamar kemudian mengambil secangkir teh hangat dan sepiring kue. Mulailah percakapan keluarga kecil bahagia itu. Cerita tentang kecurangan-kecurangan pegawai dan pimpinannya memanipulasi data laporan akhir bulan pun mulai mengalir. Kemudian Sang ayah mengatakan ”Menjadi PNS mesti banyak-banyak istighfar dan sabar, sebab jika tidak ayah bisa membawa rezeki haram ke rumah”. Tak luput cerita tentang sesama teman sekantornya yang berani nerima uang sogokkan dari pengusaha untuk melegalkan surat izin dan pegawai-pegawai yang membawa pulang atau mengambil fasilitas-fasilitas kantor ke rumah.
”Ya sudah Yah, Ayah cari pekerjaan lain saja” Ujar si Sulung diplomatis. ”Ayah tidak bisa sayang....” jawab sang Ayah. ”Kenapa Yah?” tanya si Sulung lagi. ”Karena ayah mencintai pekerjaan Ayah tanpa syarat, untuk pengabdian kepada bangsa dan negara, mengabdi dengan sebaik-baiknya kepada negara juga jihad anaakku, bayangkan jika Ayah keluar siapa yang akan mengingatkan teman-teman Ayah?”. Balasnya. Sang anak manggut-manggut, ”Klo besar nanti dedek jadi PNS, dedek mau jadi PNS kayak ayah aahh...” celetuk si Bungsu.
”Siiip... Mantaaap... anak-anak Ayah tambah pinter...” balas sang Ayah sambil memangku si bungsu. Tawa renyah pun terdengar riang.
Ada banyak cinta tanpa syarat di sekitar kita. Terkadang cinta tanpa syarat itu hadir tanpa disadari. Namun yang terpenting adalah bahwa cinta tanpa syarat adalah cinta yang tulus dan ikhlas karena Allah semata. Jika ia cinta, ia cinta karena Allah, jika ia takut, ia takut karena Allah, jika ia berharap, ia berharap karena Allah.
Lantas, bagaimana cinta tanpa syarat versi kita...? :)
No comments:
Post a Comment