Tiba-tiba, malam ini aku terkenang kembali kejadian itu. Tak terdefinisikan isi hatiku. Perih, duka, marah, benci, sakit, kecewa.. semua berkumpul jadi satu dalam sebuah kata, "LUKA". Tak terdefinisikan isi hatiku, luluh lantak dimakan waktu. Hilang orang-orang yang ku cinta, karena sebuah perbuatan "dzolim" seorang perempuan. Astaghfirullah.. Ampunilah dosa-dosa kami Ya Allah...
Sesaat, wajah-wajah itu melintas di fikiranku. Wajah-wajah yang dzolim itu, wajah-wajah keluargaku yang hilang satu persatu dari dekap keseharianku. Terlintas dalam benak, mereka sedang bergelimang menikmati kebahagiaan yang dulu milikku. Astaghfirullah.. aku tak mau su'udzhon..bebaskan hati ini dari belenggu fikiran yang selalu melintas melibas iman Ya Allah.. hamba sungguh takut , namun bagaimana semuanya harus diikhlaskan..?
Semua bermuara pada sebuah kata. Dalam sekali maknanya. Ikhlas. Mengapa hati ini sulit mengikhlaskan? karena kita merasa memiliki. Akhirnya kembali ku sadari. Dalam dekap nurani, bilik hati berkata, memiliki tak pernah kekal. Bahkan kita tak pernah memiliki apa pun, karena semuanya adalah milik Allah.
Satu persatu kejadian datang silih berganti. Memberi hikmah dan ilmu, menghujani hidup dengan pengalaman. Untuk melangkah di hari depan. Menghadapi segala tantangan dan ujian.
Kuatkan hamba Ya Allah Yang Maha Kuat..
Laa haula wa laa quwwata illaa billaah.. Aamiin..
Semua bermuara pada sebuah kata. Dalam sekali maknanya. Ikhlas. Mengapa hati ini sulit mengikhlaskan? karena kita merasa memiliki. Akhirnya kembali ku sadari. Dalam dekap nurani, bilik hati berkata, memiliki tak pernah kekal. Bahkan kita tak pernah memiliki apa pun, karena semuanya adalah milik Allah.
Satu persatu kejadian datang silih berganti. Memberi hikmah dan ilmu, menghujani hidup dengan pengalaman. Untuk melangkah di hari depan. Menghadapi segala tantangan dan ujian.
Kuatkan hamba Ya Allah Yang Maha Kuat..
Laa haula wa laa quwwata illaa billaah.. Aamiin..
No comments:
Post a Comment