Wednesday, November 12, 2008

Teknos. Rumah keduaku!

Tersebutlah di sebuah desa yang damai dan tenteram, tepatnya di daerah Ciangsana Gunung Putri Bogor, kurang lebih 50 m dari Gerbang Villa Nusa Indah 5, terdapat sebuah ruko berlantai dua berukuran 15 x 5 m. Di dalam ruko tersebut hiduplah sekelompok makhluk-makhluk unik dan lucu. Hidupnya” ga sampai 24 jam ko’ karena setelah pekerjaan selesai, kehidupan mereka berlanjut di rumah masing-masing. Hehehe..." Kenapa saya bilang unik dan lucu, karena bagi saya mereka adalah orang-orang baik yang selalu menghadapi hidup dengan positif thinking, apa adanya, tanpa rekayasa dan intrik apa pun, tak ada penipuan dan kemunafikan sedikit pun, mereka apa adanya. Polos seperti kertas putih. Sehingga jika saya bersama mereka, saya merasa menjadi diri sendiri. Hanya tawa, canda dan cerialah yang selalu menghiasi. Bagiku mereka adalah sahabat-sahabat terbaik yang pernah saya miliki selama saya berkelana disini. Merekalah sumber inspirasi dan kekuatan yang selalu membantu saya melepas penat setelah berkutat dengan urusan pekerjaan seharian. Mereka adalah keluarga keduaku. Teknos! Rumah Keduaku.

Perkenalkan, keluarga kedua saya. Namanya Elva Susanti, dia admin di Teknos. Masih muda dan enerjik, usianya baru 22 tahun. Anaknya manis, rame binti cerewet dan ngga bisa diem. Kalo dia sudah diem, suereeem.... Suerr deh!. Pasti ada apa-apa tuh. Paling si Anand dan Si Agung lagi ngusilin dia. Hahaha... (Siapa tuh Anand dan Agung?!). Julukkannya Uni Pucu’ Ubi. Apaan tu...?! (ini si Anand yang ngasih julukkan :D). Sejarahnya karena si “Uni Pucu’ Ubi” tuh orang Padang, logat Padangnya khas banget. Buangeeeet...!!!. Klo Elva ketemu Anand, menu masakan Padang keluar semua. Dari Pucu’ Ubi sampe sambal balado, dari keripik sanjai sampe gulai ayam padang, dari rendang sampe gulai sapi cincang, dll, dsb, etc deh. Oalaaah... Si Anand pikirannya makan melulu’, apa lagi gratisan. Hehehe... Uni Pucuk Ubi punya ciri khas yang ngga lepas. Kontak lens warna biru, mirip bule’. Klo ditanya tentang mata birunya, dengan lugas dia bilang nenek moyangnya orang Inggris. Hahaha... ada-ada saja!

Selanjutnya, Agung Budiman. Alumni UPI angkatan 2003 jurusan Matematika yang baru lulus April lalu. Dia adik kelasnya Pak Iman, koordinator Bimbel Teknos. Baru bergabung sekitar dua mingguan disini. Klo bicara, khas dengan logat Sundanya. Maklum, Pak Agung asli Cianjur. Dia Marketing sekaligus pengajar. Biar pun baru bergabung, dia cukup cepat beradaptasi dengan atmosfir Teknos yang tak menentu. Kadang panas, kadang dingin, kadang lembab, kadang pengap. Kayaknya karena terkena dampak global warming. Hehehe... Orangnya kalem, baik, penampilannya hanif. Mirip ikhwan mushola di kampus-kampus. (Lho..!! ko’ mirip ikhwan?! Emang si Agung Ikhwan, masak akhwat. Hehehe...). Gayanya khas, janggut tipis lengkap dengan kemeja dan celana dasar. Selalu bicara secukupnya saja. Tapi aslinya anaknya baik dan nyambung klo di ajak ngobrol tentang apa pun.

Ketiga, Anand. Bukan Ananda Mikola yang pembalap itu. Bukan pula Adnan Buyung Nasution pengacara berambut putih itu. Bukan juga Koffi Anand yang mantan sekjen PBB itu. Tapi Anand yang ini Anand Bojong Kulur. Hehehe... begitulah dia menyebut dirinya sendiri. Jika ditanya, “Anand asli mana?”. Dengan polos dia menjawab “Asli sini Bu”. “Sini mana” lanjutku iseng. “Ya.. Bojong Kulur” balasnya. Hehehe... Anand baru bergabung 1 minggu di Teknos. Subhanallah... Dia tak pernah mati gaya, ga da jaim-jaimnya. Dia ibarat gudang humor berjalan. Semua perkataannya berisi guyonan dan candaan yang tak ada habis-habisnya. Membuat seisi Teknos selalu tertawa bahkan terpingkal dibuatnya. Benar-benar apa adanya. Suara keras menjadi ciri khasnya. Klo ngomong kayak orang mau teriak, “Proklamasi..!!”. Alirannya Under Ground. Klo Elva dan Agung lagi nyanyi (ciee... duet maut nie ^_^), dia ngga bisa ikutan. Karena suaranya ga ketarik. Hahaha... Lantas menjadi hebohlah ruangan admin karena suara dan guyonan-guyonannya. Sehari tanpa Anand, Teknos terasa sepi. Ku ingat kalimat pertamanya padaku yang memberiku inspirasi, “Dimulai dari nol ya Bu..” (Mirip iklan Pertamina) Ucapnya kala itu ketika aku hendak mengetik di laptopnya Pak Iman yang belakangan sering mejeng di meja Admin. (Begitulah.. saya memang tidak bisa melihat laptop nganggur, apa lagi klo diizinkan menggunakannya. Rasanya tangan ini tak sabar ingin menari-menari di atas keyboards dan menuliskan semua kejadian menarik yang saya alami. Hehehe). “Bukan dimulai dari nol, tapi dimulai dari Bismillah...” balasku kemudian yang membuat Anand terpojok karena sindiran Elva dan Agung. “Nha lo!, Syukurin, mati gaya lo kali ini!” Ucap Elva balas dendam di sambut tawanya Agung. Hehehe...

Teknos memiliki beberapa siswa. Alhamdulillah siswanya baik-baik. Kelas 5 satu orang, kelas 6 delapan orang, kelas 9 enam orang, kelas 10 dan 12 masing-masing satu orang. Siswa-siswi disini juga tergolong penghuni-penghuni unik + aneh. Adit, sebagai satu-satunya siswi kelas 5 anaknya cerdas, pendiam dan enerjik. Adit tetangga saya di Villa 5, sama-sama di Clusther Kasuari. Klo weekend sering "nampak" di taman komplek bersama sepeda dan adiknya. JJS ni yee. Hehehe. Kelas 6 berisi makhluk-makhluk aneh, ada Dilla 1 dan Dilla 2 yang sifatnya bertolak belakang. Satunya Heboh, doyan teriak-teriak plus tertawa ngakak. MasyaAllah... ck.. ck.. ck.. yang satunya pendiam. Ada Dinda yang sangat menjaga adab-adab syar'i. Anak yang baik ^_^. Ada Frans, pesaing Dilla 1 yang juga doyan ngakak dan teriak-teriak. "Kompak..!!!". Ada Dimas dan Galuh yang pemalu. "Eleuh eleuh... ^_^". Pada umumnya anak-anak kelas enam semuanya baik-baik dan luchu. Setiap ku mengajar, ada saja guyonan khas tak terduga yang keluar ala mereka. Contohnya, 2 pekan lalu saat saya mengisi materi tentang struktur kalimat. Ketika diminta membuat dan membacakan kalimat tanya dengan kata apa, kapan, dimana, bagaimana, dan yang mana. Salah satu kalimat yang dibuat Dinda terbilang aneh bin jahil. Sambil senyam-senyum sendiri Dinda membacakan kalimatnya. Kenapa aneh?!?, karena Dinda membuat kalimat yang tak terduga dan saya sendiri tidak tahu jawabannya. Isinya "Kapankah Miss. Fithri akan menikah...?!?" Oalaaah nduk... Terima kasih sudah mengingatkan hehehe... Ada-ada saja :D. Lain Dinda lain lagi Dilla 1, ketika saya mengajar Dilla satu selalu mengikuti ucapan dan penjelasan saya dengan diikuti suara kerasnya. "Capcai deeeh..." Tiap saya mengajar kelas lain, selalu mejeng di depan pintu sambil dadah-dadah. "Daaah miss Fithri..." ujarnya sambil memamerkan gigi kelincinya. "Wakaka..."

Kelas 9 lain lagi. Makhluk-makhluk disini ada yang heboh ada juga yang jaim. Maklum sudah AaBeGe githu looch..! Penghuninya terdiri dari dua Srikandi dan empat Arjuna. Dea dan Geo di kawal prajuritnya Wisnu, Fadhil, Dimas, dan Rendi. Dea dan Geo penggemar berat artis Korea. Tiap pertemuan tak lepas dari sederetan cerita tentang film-film Korea, bahasa Korea plus artis-artisnya. Ngefans sana ngefas sini. "Ampyuuun daaah...". Wisnu dan Fadhil bagai kembar dibelah 10. "Nha loh?!? ya iyalah.. mukanya beda 180 derajat." Mereka mirip amplop sama perangko. Kemana-mana selalu berdua. Datang berdua pulang berdua, ke Indo Mart berdua, kemana-mana berdua. "Hehehe...". Ren anaknya pendiam dan pemalu. Dimas siswa yang lemah lembut. Bahkan saking lembutnya, saya yang perempuan aja kalah. "Hahaha.."


Kelas 12 namanya Gita. Anda pasti menebak dia seorang perempuan. Jangan tertipu dari namanya karena Gita yang ini beda dengan Gita yang lain. Gita laki-laki. Entah apa yang menghantarnya sampai ia diberi nama Gita. Hanya Allah dan kedua orang tuanya yang tau. Gita kakaknya Fadhil. Tapi walaupun kakak-adik wajah mereka tidak mirip. Gita bertubuh tinggi besar sedang Fadhil kurus. Setelah ku konfirmasi lewat Fadhil, Fadhil bilang ia mirip papanya, Gita mirip mamanya. "Ooo... pantes." Keduanya anak yang baik, sepertinya.

Sebenarnya masih banyak cerita terpendam di balik dinding-dinding gedung Teknos yang berdiri megah. Ada cicak-cicak di dinding yang suka bercerita dan bercengkrama dengan penghuni gedung saat saya mengajar. Ada kecoa yang tiba-tiba keluar dari ventilasi AC kelas. "Kayaknya si kecoa mau ikut belajar hehehe..". Ada crew-crew dan tim pengajar yang unik dan baik-baik. Ada kisah rapat koordinasi sambil mejeng di teras Teknos. Membahas tentang rencana jalan-jalan sambil tafakur alam, rencana mancing di kali Villa 5 (ada-ada saja... ^_^), rencana membuat perpustakaan untuk anak-anak, rencana membangun komunitas beriman dengan mengadakan taklim dan kajian-kajian Islam, dll, etc, dsb. Jangan kaget klo anda melihat beberapa orang duduk-duduk santai di depan Teknos, jika anda melihat seorang akhwat, maka itu adalah saya. Kita semua menyukai suasana VNI 5 di kala sore. Sangat indah, tenang, dan nyaman. Sembari melihat orang-orang berlalu lalang, anak-anak komplek bermain sepeda, plus juga abang-abang yang berjualan makanan. Mulai dari gorengan sampai siomay. "Naah.. ini langganan kita. Bang siomay julukkannya Yayang Omay. Yang ngasih julukkan si Elva, karena memang dia ngefans sama si Abang Siomay. Hehehe..."

Jika semua diceritakan disini tidak akan optimal, insyaAllah dilain waktu akan saya muat lagi cerita seputar Teknos, Rumah keduaku itu.

4 comments:

Anonymous said...

Mbak, tulisannya bagus, udah ngalahin anak FLP rasanya...
Tapi tampilan Blogspot ini kurang menarik menurut saya, soale biasa di Multiply sama Wordpress seh...

Fithri Ariani said...

Assalamu'alaikum..

Jazaakumullah atas kunjungan di blog ana. Jangan berlebihan memuji akh, ntar ana terbang sampai langit ke-7, trus ga turun-turun lagi ke Bumi. Lalu ana di pecat dgn tidak hormat, nama PKS tercoreng (karena guru kompi sebelumnya keluar dgn cara krg syar'i dan "kebetulan" beliau jg ikhwah, and than, sapa yg ngajar komputer anak2 Gen - R? Hehehe... (Woi, Jangan serius gitu bacanya, just kidding bro! ^_^)

Ana bukan anggota FLP, tulisan ana standar & biasa saja. (Itu kata Ibu saya yg guru B. Indo. Hehehe...)

Blogspot media pertama ana belajar web design, sebenarnya bahasa programnya bisa diutak atik biar tampilannya bagus kayak di wordpress. Tapi ana blm punya cukup waktu untuk "lembur" di depan kompi apa lagi klo harus ke warnet. Coz di rumah (Bogor) blm ada internet. Komputer jg ga ada. Ada Laptop nganggur punya adik, rusak lg T_T. Buku2 web design ana tinggal di Palembang. "Menyedihkan". Padahal menulis adalah "obat stress" saya. Hehehe...

Mhn Do'anya.. smg dalam waktu dekat dah bs beli laptop or kali ajah ada rezeki, ada yg mau ngasih laptop ke ana hehehe...

Syukron untuk masukan dan kritikannya. jangan bosan memberi masukan dan kritikan di blog sederhana saya :)

Anonymous said...

mbak, dah pindah toh dari sdit itu? hiks.. kangen..

Fithri Ariani said...

To Nitz :

Belum dek, tapi sepertinya ada yg berharap mb segera hengkang dr sanah. Krn kemarin ada rekan yg bertanyah sampe berulang-ulang kali. "Jadi keluar?" katanya. Aaah... manusia.. manusia.. "No Body's Perfect".

Mb sendiri sebenarnya pengennya begitu. Tp... Ortu. Lagi & lagi kita tidak boleh egois memikirkan kepentingan dan keinginan kita sendiri, ya kan..? Ortu selalu berharap anaknya yg sdh lulus kul kerja. Gitu deeh.. Cape deeh.. capcai deeh.. bakwan deeh... Laper deeh.. makan yuuuks ^_^