Friday, August 06, 2010

Gosip.. digosok Makin Siiip!

Kalau baca judulnya, kayaknya provokatif banget ya. Ga jauh-jauh sama pembawa acara infotainment-infotainment picisan negeri ini yang saban hari dari pagi, siang, sore, ampe malem menyiarkan siaran gosip-gosip terhangat seantero negeri. Mulai dari artis, selebritis, sampe pengusaha, konglomerat, dan pejabat. Dari pejabat tinggi, sampe pejabat rendah yang mulanya tidak terkenal sampe jadi ikut terkenal gara-gara kecipratan gosip. Sepertinya, gosip bisa jadi tunggangan empuk untuk menjadi terkenal. Hm.. Parahnya, gosip ibarat makanan sehari-hari yang sudah biasa dikonsumsi masyarakat negeri ini. So, masyarakat pun jadi terbiasa bergosip. Sebentar-sebentar, ngomongin aib orang, sebentar-sebentar, membicarakan kejelekan orang. Padahal apa yang dibicarakan itu belum tentu benar. Ck.. ck.. Bangsa ini sudah ibarat Republik Gosip saja!.

Biasanya, "Penggosip" atau "Tukang Gosip", dikenal dengan cara bicara yang khas, enerjik, dan mimik muka yang ekspresif. Terkadang ditambah dengan bibir yang maju mundur, ke depan ke samping beberapa mili dan ekor mata yang ga jelas. Yang pasti, tatapannya rada-rada sinis. Lisannya sepertinya tidak pernah lepas dari membicarakan aib orang lain, mulai dari aib fisik, aib pribadi, aib keluarga orang, aib karakter, aib penampilan, dan berprasangka buruk tanpa alasan terhadap orang lain. Kalimat yang biasa khas keluar dari lisannya adalah:

"Eh.. eh.. tau nggga, si itu kan sama si anu tauu'... " atau
"Eh, dia kan begini begini, begitu begitu..".
Bahkan terkadang kalimatnya rada-rada maksa. "Pokoknya dia itu begini.. percaya deh sama aku!".
Eleeuuuh.. GUBRAKS..!. Nah.. begitulah si "Tukang Gosip" biasa meyakinkan sekitarnya.

Baiklah, mungkin kita banyak lupa atau mungkin bahkan tidak tau makna atau pengertian gosip. Sampe akhirnya gosip itu menjadi hal yang biasa dilakukan, ga perempuan, ga laki-laki, sama saja. Terkadang, laki-laki ada juga yang suka bergosip. Jangan kesindir ya..!.

Sebenarnya, apa sih pengertian gosip?. Menurut catatan yang pernah saya browsing di google, gosip berasal dari bahasa Inggris (wuiih.. jauh ya..) dari kata gossip yang artinya gunjing, kabar angin, atau buah mulut. Jadi bentuk kata kerjanya “Ngegosip” yang berarti menggunjing, atau menyebarkan kabar angin. Yakni suatu aktivitas menyebarkan atau menceritakan sesuatu yang ada pada diri seseorang (biasanya sesuatu yang jelek/rahasia) kepada orang lain, ketika seseorang yang digosipin tidak ada dalam forum yang sama. Sedangkan dalam sebuah buku yang pernah saya baca, gosip adalah seorang muslim yang membicarakan saudaranya sesama muslim tanpa sepengetahuannya tentang hal-hal keburukannya dan yang tidak disukainya, baik dengan tulisan maupun lisan, terang-terangan maupun sindiran.

Naah loh..! dari pengertiannya saja, gosip itu sudah jelek. Masih mau bergosip??.

Seberapa besar sih dampak gosip di masyarakat?, ga usah jauh-jauh deh, dampaknya ke yang terkena gosip sendirilah. Biasanya, yang digosipin terkena beban mental. Jadi malu bertemu banyak orang, atau bahkan menutup diri. Bahayanya jika ternyata apa yang digosipkan itu hanya isapan jempol semata, kasihan kan yang digosipin, mereka menjadi objek fitnah. Butuh waktu untuk membersihkan nama baik mereka lagi di lingkungan yang sudah tercemar polutan gosip. Hiii.. saking berbahayanya virus gosip. Contohnya, gosip-gosip yang menimpa artis atau selebritis sampe pejabat tinggi belakangan ini. Ga usah jauh-jauh deh, coba kita sendiri yang terkena gosip atau digosipin orang, diomongin kejelekan atau dijelek-jelekan orang lain walau pun belum tentu benar, bagaimana rasanya?!, sebel bukan?!.

Permasalahannya adalah, kebanyakan infotainment itu berisi gosip-gosip aib atau kejelekan orang lain, sedangkan kebanyakan orang-orang yang digosipi atau yang diangkat aibnya adalah orang-orang populer yang dilihat, disukai, diidolakan, bahkan dicontoh oleh masyarakat. Padahal seharusnya mereka memberikan contoh yang baik. Terbayang kan efek negatif yang ditimbulkan dari penayangan berita infotaiment itu. Dalam tayangan-tayangan infotainment yang kebanyakan isinya tentang gosip perceraian, kehidupan glamour dan bebas para selebritis, gaya hidup yang konsumeris, sampe isu-isu korupsi para pejabat tinggi negara dan mafia hukum, sedikitnya memberikan dampak negatif kepada masyarakat. Minimal masyarakat menganggap hal itu adalah biasa dan lumrah. Kemudian, banyak masyarakat yang mengikuti gaya-gaya hidup tersebut.

Sekarang, saatnya kita mereformasi bahkan merevolusi (wuiiih..) tayangan-tayangan yang hendak dipublikasi kepada masyarakat dan menggantinya dengan tayangan-tayangan yang lebih mendidik. Memang butuh kerja keras dan kerjasama dari berbagai pihak untuk merealisasikannya. Namun jika kita yakin dan optimis bahwa kita mampu, insyaAllah kita pasti bisa merubah sistem dan pola fikir masyarakat yang terbiasa mengkonsumsi berita gosip dan terbiasa bergosip, menjadi masyarakat yang lebih cerdas. Tentunya, pemerintah juga perlu campur tangan untuk membenahi hal ini, mulai dari KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), MUI, dan Menteri Komunikasi dan Informatika (yang kebetulan dikenal religius), sampai pihak-pihak yang berkepentingan seperti televisi-televisi nasional yang biasanya menyiarkan berita gosip di negeri ini. Inginkah kita menjdi bangsa yang lebih cerdas dan berakhlakul kharimah?.

Maka, sebagai orang yang masih minim ilmu, yang pernah kecipratan gosip atau digosipi orang, saya cuma bisa menuliskan sedikit risalah yang ditujukan untuk diri saya sendiri dan juga anda. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Saudaraku.. sibukkanlah diri untuk memeriksa dan menghitung aib sendiri, niscaya hal itu sudah menghabiskan waktu tanpa sempat memikirkan dan mencari tahu aib orang lain atau bahkan mencampuri urusan orang lain. Lagi pula, orang yang suka mencari-cari kesalahan orang lain untuk dikupas dan dibicarakan di hadapan manusia, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan membalasnya dengan membongkar aibnya di akhirat kelak. Rosulullah saw bersabda:

“Tahukah kalian apakah ghibah itu?, para sahabat menjawab, “Allah dan RasulNya yang lebih tahu” Lalu beliau melanjutkan, “Yaitu kamu menyebut saudaramu dengan hal-hal yang ia tidak suka untuk disebut”. Lalu seseorang bertanya, “ Bagaimana pendapatmu bila apa yang aku katakan itu ada pada diri saudaraku yang aku ceritakan?. Beliau menjawab, “ Bila apa yang kamu ceritakan itu ada pada diri saudaramu, maka kamu telah melakukan ghibah terhadapnya. Dan bila apa yang kamu katakan itu tidak ada pada diri saudaramu, berarti kamu telah mengada-ada tentangnya (menfitnahnya)” (H.R Muslim).

Hukum Ghibah Dalam Islam

Allah berfirman:

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (Q.S Al Israa[17]:36)

“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (malaikan Raqib dan Atid)” (Q.S Qaaf[50]:18)

Lebih spesifik lagi Allah Berfirman dalam Surat yang lain:

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Q.S Al Hujuraat[49]: 12)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يَسْتُرُ اللهُ عَلَى عَبْدٍ فِي الدُّنْيَا إِلاَّ سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Tidaklah Allah menutup aib seorang hamba di dunia melainkan nanti di hari kiamat Allah juga akan menutup aibnya.” (HR. Muslim no. 6537).

Bersabda nabi SAW:

“Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya sesama muslim, maka ALLAH SWT akan membelanya dari neraka kelak di hari Kiamat.” (HR Tirmidzi 1932, Ahmad 6/450)


Na'udzubillaah.. semoga kita terhindar dari perkara-perkara gosip dan hal-hal yang mengundang fitnah terhadap saudara-saudara kita. Aamiin..

Wallahu'alam bishshowwab.

No comments: