
Sang kurcaci hendak mencari cinderela. Segala daya dan upaya ia kerahkan tuk meraih cinderela hatinya. Ibarat kumbang yang sedang mencari tempat mengemas madunya, sang kurcaci sibuk menebar pesona berharap ada cinderela yang mau padanya. Tak sedikit cinderela yang terpesona dengan ketampanan dan kebaikan sang kurcaci. Bahkan anak-anak dari negeri kurcaci dan ibu-ibu pun juga nge-fans dengan si kurcaci penebar pesona. Oalaah...
Suatu hari, kurcaci melihat seorang cinderela yang menawan hatinya dan akhirnya ia jatuh cinta. Sang kurcaci pun berjuang untuk mendapatkan sang cinderela. Berbagai upaya ia lakukan, bahkan sejak pertama melihat sang cinderela ia langsung berusaha mengutarakan isi hatinya. oh my God...!
Bukannya malah senang, sang cinderela malah takut dibuatnya. Ya, ternyata cinderela belum siap dan ia sedikit kaget dengan keberanian si kurcaci. Menurutnya, si kurcaci terlalu terburu-buru. Ck.. Ck.. Ck.. emang.
Akhirnya cinderela mencari cara untuk menutup jalan si kurcaci. Sang kurcaci pun menyadarinya lalu mulai menata kembali hatinya. Setiap bertemu cinderela ia nampak salah tingkah dan malu. Bahkan tak jarang nampak seperti anak kecil yang hendak lepas jantungnya. Dag.. dig.. dug... dueeer... hehehe...
Kurcaci pun akhirnya mundur perlahan. Ia merasa tak layak bersanding dengan cinderela. Menurutnya ia bukanlah siapa-siapa untuk cinderela. Padahal cinderela merasa biasa saja. Malah menurutnya, kurcaci memiliki banyak potensi yang bisa berguna untuk kerajaannya. Ya, kurcaci tak percaya diri. Oalaah melownya..
To be continued
Yup... cerita ini masih bersambung, entah bagaimana endingnya.
Semoga saja berakhir dengan happy ending tanpa ada yang terluka.
Ah.. kurcaci - kurcaci... biasa aja kaleee'... ^_^
Semoga saja berakhir dengan happy ending tanpa ada yang terluka.
Ah.. kurcaci - kurcaci... biasa aja kaleee'... ^_^
No comments:
Post a Comment