Thursday, October 16, 2008

Refleksi Usai Romadhon 1429 H


Semoga Allah Senantiasa bersamaku.
Ya Allah... save my soul...


Robb,
perkenankanlah hamba menjadi bagian orang-orang yang beruntung,
berkumpul bersama-sama para Nabi dan kaum yang sholih,
senantiasa mengingat-Mu,
cinta kepada-Mu, roja' dan khouf hanya kepada-Mu
dan terus istiqomah di jalanMu hingga akhir hayatku.

Amiin...


Robbku senantiasa bersamaku. Saat ini, kalimat ini menjadi penguat ruhiyah. Tiada kata yang terucap, selain lafaz-lafaz yang mengagungkan asma-Nya. Rindu yang menderu, setelah romadhon usai dua pekan lalu. Tak terurai dan tertuang jadi kata, meski jiwa ingin mengurai kata. Aku ingin bicara, aku ingin berkata, tentang jiwa-jiwa perindu dan pedamba syurga. Hari demi hari yang berlalu berurai tanya demi tanya. Apa yang ku butuhkan? Apa yang ku harapkan? Siapa yang ku inginkan? Apa yang ingin kulakukan? dan mengapa aku bagai terdampar di telaga asing layaknya pulau tak bertuan?. Nun jauh dari tanah kelahiran, tempatku berjuang, mengkonsep ide-ide perjuangan. Menuangkan segala inspirasi, manajemen, asa dan mimpi dan segala tugas sebagai hamba Allah. Bergerak bersama para ikhwah di jalan dakwah yang mulia. Terhampar amanah yang melimpah bagai tetesan air menyejukkan dahaga.

Hati kecil bertanya, apakah jiwa yang lemah ini masih pantas berharap nikmat romadhon selanjutnya jika banyak amanah dan amaliah yang ku lalaikan? Apakah diri yang dho'if ini masih layak berharap syurga-Nya jika hati terus menjerit dan merintih pedih karena lalaiku mengingat Allah? pujian sanjungan datang bagai prestasi yang membuat diri terlempar dari kemuliaan dan ketawadhu'an. Namun sebaliknya, ruhiyahku melemah. Akhirnya, ku bertanya..

"Siapakah aku?",
"Layakkah aku disebut sebagai pejuang-Mu?"

Sungguh hamba sangat malu pada-Mu...

Inginku kibarkan bendera jihad, seperti kibasan-kibasan pedang para mujahid di medan perang. Ingin ku teriakkan takbir sekeras-kerasnya tanpa henti hingga ruh terpisah dari jasad. Ingin ku berlari memacu kuda dan melibas para pendusta. Inginku hancurkan segala kenistaan yang nampak di depan mata. Ingin ku berjuang menegakkan kuasa-Mu pada keseharian hidup manusia di atas batas- batas syar'iyah. Ingin ku adalah...

Menjadi bahan bakar yang membangunkan mesin-mesin dan motor dakwah,
Menjadi inspirasi bagi para pejuang-pejuang yang tiada henti berkorban demi dakwah,
Menjadi sumber kekuatan tempat berlabuhnya ruhiyah-ruhiyah yang sedang lelah,
Menjadi hujan yang membasahi qolbu yang kering kerontang,
Menjadi semangat tiada tara yang membangunkan ruhiyah sendu senyap terjatuh dalam kefuturan.

Namun saat kulihat diriku. Tersadar dalam diamku. "Siapakah aku?"

Saat ku sadari diri ini telah menjadi lemah. Bagai burung yang terbang kelelahan tak tentu arah. Semangat ini tertahan, namun asa berteriak; "Aku ingin bebas, lepas... kembali kesana dengan semangat tiada tara, dan senyum tersungging karena bahagia atas perjuangan kami semua". Dan terakhir, seandainya diri masih diberi kesempatan untuk menikmati romadhon selanjutnya.. hanya 3 kata yang ingin ku hidupkan kembali dalam keseharianku, bahwa aku ingin.. "Menjadi Tentara Allah..."

Aamiin.. Allahu Akbar!!!


Hari-hari yang kian bertabur perenungan
Robb.. Selamatkanlah hamba.. Aamiin..

No comments: