Friday, February 08, 2008

Complicated Ammah Syndrome

Assalamu'alaikum dear all...

Malam ini hujan lagi, seharian angin bertiup kencang. Sontak jemuran yang ku cuci kemarin malam berterbangan. "Dingiiin... Masuk angin.. Hatchiii". Hhh... Cape de... Tapi tak mengapa, dakuh hanya ingin berbagi sedikit cerita bahagia (walau demam, Alhamdulillah... tetep bahagia :D)


Demam beneran + "Ammah Syndrome"
Entah, judul ini cocok/tidak dengan kondisiku sekarang. Yang pasti dakuh memang lagi kena demam, demam beneran + demam "Ammah Syndrome". Kemarin Mama dan Papa baru pulang dari Jakarta setelah jenguk cucu perdananya. Pesawat ortu seharusnya berangkat pukul 19.00, tapi delay 3 jam dan baru nyampe Palembang pukul 00.00 wib dan nyampe rumah pukul 00.30. Ahh... Lion, sering sekali kau delay, betapa buruk manajemen waktu penerbanganmuh. Lengkap sudah penderitaan jasadkuh. Coz hampir satu bulan ini selalu tidur di bawah jam 02.00 am.


Di penghujung tahun lalu ku habiskan beberapa minggu di Jakarta, buat mengikuti tes Depdag dan menjenguk Kakak ipar tercinta yang sedang menanti detik-detik kelahiran bayinya. Hari-hariku kuhabiskan di rumah Paman di Bekasi. Seperti kaum perempuan lainnya, waktuku disana kuhabiskan dengan "beres-beres", nemenin bibi jalan-jalan ke pasar, walking-walking, and tentunya silaturrohim ke rumah Kakak ipar dan keluarganya di Kampung Melayu. Sepanjang jalan, Bekasi - Jak Tim, ternyata cukup melelahkan. Waktuku cukup banyak habis diperjalanan. Macet berjam-jam hingga perjalanan Bekasi - Jakarta nyaris 3 jam. Padahal setelah ku bandingkan, ternyata jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh. Klo di Palembang, kayak dari Bundaran air mancur ke komplek kenten laut. Ya... cukup satu jam-an by angkutan umum, Jakarta memang Subhanallah. Kerasa banget pengorbanan jasadku untuk itu semua.

Sekembali ku ke Palembang,
Di pertengahan Januari 2008, Alhamdulillah orang tuaku pulang haji Insya Allah dengan membawa bekal haji mabrur (amiin...). Alhamdulillah wa syukurillah... perjalanan ibadah mereka di tanah suci lancar-lancar saja, malah semua jalan ceritanya nampak sangat Subhanallah. Persiapan kembalinya ortu sangat menguras tenaga. Padahal saat itu jasadku masih begitu lelah sekembali dari Jakarta. Beberapa hari sebelum kepulangan ortu banyak keluarga dari daerah yang datang ke rumah, menginap, dsb. Sebelumnya juga ada keluarga yang baru operasi cesar dan setelahnya juga menginap di rumah. Kebayang bagaimana repotnya kami sekeluarga menjamu semua tamu yang datang. Plus plus lagi nih, sekembali ortu pulang haji masih banyak keluarga, tetangga, handai tolan, yang dekat, yang jauh bersilaturrohim ke rumah. Dan semua pun dengan "penyajian" ekstra. Dalam hati hanya 3 kata "Ooh.. Jasadku, bersabarlaah... "

Satu hal yang sedikit terlupakan (bukan di niatkan, tapi karena begitu banyaknya tugas-tugas di rumah) adalah kumpulan "amanah". Cuti cukup lama dari Bahumas dan DPRa, nyaris satu bulan. Cuti hingga saat ini dari pengurusan ROHIS SMU N 18 dan ROHIS Polsri. Alhamdulillah sekarang sudah bisa balik lagi ke Bahumas dan DPRa. Untuk ROHIS, semoga bisa segera normal kembali. Belum selesai jasadku menormalkan kembali fungsi kerjanya, ia sudah dikejutkan lagi dengan tugas-tugas "dunia hijau". Sebenarnya bukan ingin mengeluh, tapi beginilah realitanya. Setelah sibuk mempersiapkan kembalinya ortu, daku menceburkan kembali hidupku ke "dunia hijau". Dan ternyata, "dunia hijau" lebih menuntut kekuatan jasadiyah ekstra. Pontang - panting lagi untuk "dunia hijau", menyelesaikan buletin dan tugas menulis seperti biasanya, bolak balik mempersiapkan Pelikan, jadi panitia plus peserta, tidur selalu di seperempat malam, hampir tiap hari.

Di Pelikan, 3 hari tidur di kamar hotel yang "cold", tetap harus berbagi dengan yang lain, meski sebenarnya aku tidak tahan AC kecuali jika memang cuaca sangat panas. 3 hari pula bolak-balik lift lantai 1, lantai 2, lantai 3, dan terakhir lantai 8. Sontak kepalaku persis layang-layang. Mabuk Lift, hehehe... tapi Alhamdulillah.. aku menikmatinya. Dan setelah itu semua, hingga saat ini... Wallahu a'lam... kepalaku masih berputar-putar. Sudah banyak yang menyarankan agar periksa ke dokter, tapi entahlah, aku tetap merasa baik-baik saja meski sebenarnya aku merasa kepalaku sudah tidak lagi di jasadkuh... Halaaah... belebeeeh... :D. Tapi srius, semuanya memang benar adanya.

Setelah semua itu, dakuh melanjutkan perjalanan "dunia hijau" di DPRa, mempersiapkan kegiatan Pelayanan Kesehatan dan Pengobatan Gratis, di hari terakhir menjelang hari H, dakuh pulang nyaris jam 9 malam (Astaghfirullah.... ampuni Ya Allah...) karena mempersiapkan untuk konsumsi esok harinya. Malamnya masih harus OL mencari data-data web "dakwah" yang hilang untuk di up load lagi di web )|(, sontak lagi dan lagi aku tidur setelah shubuh. Namun Subhanallah... hari itu juga kegiatan DPRa aku tetap diberi kekuatan oleh Allah untuk menjalankan tugas. Selanjutnya, daku melanjutkan tugas menulis lagi, untuk beberapa PR "dunia hijau", sontak lagi dan lagi, aku tidur setelah jam 3 am. Kemarin daku ambruk lagi, untung ambruknya di tempat tidur. "Huu huu huu... Hatchiiih..."

Dan Sekarang... Hari ini
Jasadku memberontak, ia marah dan minta jedah. Aku demam, masuk angin, kepala pusying, mata lelah dan menyut-menyut, aku kena diare, akhirnya dehidrasi, terbaring tak berdaya. Tak kuat lagi, tapi otak masih ingin terus bekerja. Dengan sangat terpaksa, detik ini juga aku musti menulis lagi. Karena inilah terapiku saat ini. Terapi yang bisa sedikit melepaskan segala beban di ruhiyah, jasadiyah dan fikriyahku. Terapi yang bisa sedikit mengurai benang-benang kusut di otak dan hatiku. Aku ingin bercerita, berbagi bahagia, bahwa sebenarnya... beginilah keadaanku saat ini.


Terapi yang Ironi, Namun Cukup Manjur
Hari ini,
Sepanjang pagi kuhabiskan di depan TV, menonton VCD ponakan tercinta dan mendengarkan piano solo-ku. Jedahku, terapi demamku. Aah... mungkin memang belum saatnya kami bertemu, ingin ku berlari ke sana, memeluk dan menciuminya, aku rindu... Mengajaknya bercerita dan bercanda, "ini loh ammah Fith, ini loh dunia dan segera memperkenalkan dunia hijau tempatku bernaung kepadanya". Ponakanku cantik sekali, matanya indah dan Ia telah menuliskan sejarah perdana rambut ikal di keluargaku. Ya... cucu perdana, ponakan perdana, dan ikal perdana.

Cinta... mimpiku hanya satu, mengajaknya mengarungi dunia hijau dakwah, menjadi sayapnya tuk menggapai JannahMu, membimbingnya tuk raih gelar "Mujahidah-Mu". Semoga Engkau perkenankan do'aku. Amiin...



Buat Kakak tercinta,
putri kecilmu yang cantik, sepertinya dah kenal banget sama Abinya ya... ^_^
Idzinkan dinda memolesnya jadi Mujahidah

1 comment:

Azzam2003 said...

wah.. mb... mabuk lift juga ya ^_^