Saturday, February 05, 2011

Menggenggam Rembulan

Aku, kembali sendiri menatap langit. Rembulan terang menyajikan eksotika malam yang bulat. Tak pernah ada engkau disana, sedari dulu hingga sekarang. Lembaran-lembaran sudah selesai. Hanya tinggal puing-puing sejarah, suram. kau ukir di takdirku. Janji-janji tinggal buaian kata, yang tak pernah kau tepati.

Aku, menanam sebatang pohon di atas kuburan "CINTA". Kusiram agar tak layu, ku pupuk agar terus tumbuh dan tumbuh, subur menghijau hingga menjadi taman di dalam hati. Cinta, kuhadirkan dalam genggaman. Ku ambil dari dalam jiwa. Ku persembahkan untuk yang layak menerimanya. Dan aku, menyimpan sepotong hati. Ku genggam dan kuberikan padamu, karena engkau layak dicintai.

Maafkan aku wahai lelaki, hati ini tak bisa membuka, sejak kau ketuk pintunya. Tak pernah bisa membagi. Tak kan bisa kau selami. Lukanya terlampau perih, karena satu demi satu kau coba bertubi. Biar waktu kan sembuhkan. Hingga datang jawaban pasti, dari Tuhan.


No comments: