Tuesday, May 08, 2007

Merenda Bahagia









Berjuta Hidayah…

Layaknya berjuta bintang bintang di angkasa...

Selamat Datang Cinta...

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah menciptakan tujuh langit bertingkat tingkat? Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?” (Nuh 15 – 16)

Tulisan ini ditulis ketika malam ini diri melihat rembulan tertutup kabut awan. Dalam hati tumbuh sebentuk penghayatan dan penganalogian. Sekedar pemikiran sederhana, sebagaimana Allah menciptakan rembulan malam ini terlihat tertutup awan, di malam malam lainnya, semburat rembulan bisa jadi terlihat jelas dan sinarnya indah benderang. Sehingga apapun kondisinya, rembulan tetap menampakkan wujud kekuatan yang Maha Megah dari Pencipta sang rembulan. Lantas apa hubungan rembulan tertutup awan dan rembulan bersinar terang dengan jalan hidup manusia? Ya… sekedar pemikiran sederhana dari seorang hamba-Nya yang lemah…

Manusia adalah makhluk yang Allah ciptakan dengan kesempurnaan yang dibekali dengan akal, jasad, dan ruh. Dengan kesempurnaan kesempurnaan tersebut manusia menjalani kodrat penghambaannya. Namun dengan kesempurnaan itu pula ia diberikan kodrat kelemahan. Karena hakikatnya manusia adalah makhluk yang lemah. Ia tak akan memiliki kekuatan apa pun jika tidak memiliki al hub, keterikatan dan cinta yang kuat kepada Robbnya. Dengan kekuatan dan kelemahan itulah manusia disebut sebagai makhluk yang sempurna, karena dibalik kekuatan dan kelemahannya tersimpan kebergantungan yang kuat terhadap Robbnya.

Kelahiran seorang bayi ke dunia yang diawali dengan tangisan, menunjukkan bahwa dalam kehidupannya, manusia akan mengalami banyak ujian ujian hidup. Dengan tangisanlah manusia bisa lebih mengartikan hidup, karena dengan begitu ia bisa merasakan kebutuhannya terhadap pertolongan Robbnya. Dengan tangisan itu pulalah ia bisa lebih menghayati arti setiap detik detik yang ia lalui, dan dari sana pula ia bisa memupuk lebih dalam keimanannya. Makin sering ujian menimpanya, semakin dalam pulalah keimanannya. Semakin kuat pula kecintaannya kepada Allah, hingga setiap masalah dan ujian hidup yang silih berganti datang, ia anggap sebagai bunga-bunga kehidupan bagi orang yang beriman. Karena tak ada hal lain yang ia harapkan selain terselamatnya iman dari segala hal yang menghancurkan. Dengan itu, ia lebih bisa mengasah kepekaan dan ketajaman jiwanya.

Lebih dari itu, seorang muslim yang hanya bergantung pada Allah, hanya mengharapkan cahaya dan pertolongan Allah semata, berharap tumbuh semakin dalam bashiroh, kepekaan dan ketajaman jiwanya. Dengan itu ia bisa berjalan dengan cahaya yang terang benderang, menghidupkan cahaya hatinya yang tak kan pernah redup, bahkan kian benderang dan turut menerangi relung relung jiwa lainnya sehingga bisa menyingkap segala kegelapan dan keterkungkungan manusia dari paradigma berfikir dan hidupnya yang terkadang tertutup kabut. Hanya cahaya Islam lah yang ia yakini mampu menerangi setiap jiwa dan seluruh penjuru bumi. Cahaya Islamlah yang mampu menghidupkan hati yang telah mati, cahaya Islamlah yang mampu menghantar manusia membedakan antara yang haq dan yang batil. Cahaya Allah yang memancar dalam hati orang orang mukmin melahirkan kepekaan dan ketajaman jiwa, hingga bisa melihat kebenaran dari berbagai masalah, mampu membedakan antara petunjuk dan kesesatan, dan antara sahabat dan musuh sekaligus.

Pondasi yang dibangun di atas dasar keimanan yang kuat inilah yang mampu memberikan kemenangan hakiki bagi setiap muslim. Kemenangan hakiki dimana ketika ia sanggup merajai dirinya sendiri dari segala hal yang menyesatkan dan dimurkai Allah. Meninggalkan hal yang Allah murkai adalah sebuah kemenangan. Kemenangan yang terasa manis di hati. Karena dengan itu ia bisa memupuk lebih dalam keimanannya. Dan hendaklah hal ini menjadi tolak ukur bagi seorang muslim dalam menjalani kodrat penghambaannya.

“Allah pelindung orang orang yang beriman. Ia mengeluarkan manusia dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (keimanan). Dan orang orang kafir, pelindung pelindung mereka adalah syaitan, yang mengeluarkan manusia dari cahaya kepada kegelapan. Mereka itu adalah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.” (Al Baqoroh: 257)

“…Dan bagi Allah lah kemenangan, bagi rosulNya, dan orang orang mukmin….”
(Al Munafiqun: 8)

“Dan tidaklah lebih aku cintai hambaKu yang mencoba dekat denganKu dari pada dia yang lebih memperhatikan perintah fardhuKu. Dan senantiasa hambaKu mendekat kepadaKu dengan melakukan ibadah ibadah sunnah hingga Aku mencintainya.” (Hadits Qudsi).

Semoga Allah menjadikan kita hamba hambaNya yang beriman, yang memperoleh cintaNya, memiliki bashiroh, melindungi kita dari godaan godaan syaitan dan orang orang kafir. Amiin Ya Robbal ‘alamiin… Wallahu a’lam Bi Showab.

Untuk bunga bunga di taman halaqohku
Allah bersama kita...



Bersama malam temaram sujud penghambaan

Ditemani teman setia, My Lovely Nasyid, Shoutul Harokah :)

Ya Allah… masukanlah kami, tercatat sebagai syuhadaMu

Amiin...

No comments: